Peristiwa pemberontakan PKI di Madiun (Doc. Int)

BIOma– 18 September merupakan peringatan peristiwa madiun atau akrab dengan sebutan “Pemberontakan PKI 1948” yang terjadi pada tahun 1948. Peristiwa madiun 1948 ini merupakan peristiwa pertikaian politik, yakni terjadi pemberontakan oleh komunis koalisi Front Demokrasi Rakyat (FDR) dengan Pemerintah RI sejak beberapa bulan sebelumnya. Pertikaian yang terjadi tersebut dianggap cukup hebat karena melibatkan unsur militer, satuan-satuan laskar, dan tidak lupa juga politikus.

Pemberontakan ini awalnya terjadi karena jatuhnya kabinet RI yang saat itu dipimpin oleh Amir Sjarifuddin, hal tersebut terjadi karena kebinetnya tidak lagi mendapat dukungan sejak disepakatinya Perjanjian Renville. Akibat jatuhnya kabinet RI sebelumnya, maka dibentuklah kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri, namun Amir beserta kelompok-kelompoknya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut.

Dilansir dari tirto.id, Puncaknya yakni Pemerintah RI di Yogyakarta mengirim Kolonel Gatot Subroto ke Surakarta untuk menertibkan keadaan. Dia segera mengeluarkan ultimatum kepada pihak-pihak yang bertikai untuk berhenti selambatnya tanggal 20 September. Mereka yang membangkang perintah itu akan dianggap sebagai pemberontak. FDR yang satuan-satuan militernya sempat jadi sasaran penindakan TNI tentu saja tak menggubris ultimatum itu. Pada 18 September 1948 malam, tepat hari ini 72 tahun silam, Soemarsono, salah satu pimpinan Pesindo, mengumumkan pengambilalihan kekuasaan oleh FDR di Madiun.

Selang beberapa waktu kemudian, Musso menggelar rapat raksasa di Yogya. Ia melontarkan pentingnya kabinet presidensial diganti menjadi kabinet front persatuan. Musso juga menyerukan kerja sama internasional terutama dengan Uni Soviet untuk mematahkan blokade Belanda. Untuk hal itu, ia beserta kelompok-kelompoknya berencana menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penguasaan yang dilakukannya bersama kelompok-kelompoknya itu dilakukan dengan agitasi, demonstrasi, dan aksi-aksipengacauan lainnya.

Saat perhatian semua pihak pro-pemerintah terkonsentrasi pada pemulihan surakarta, PKI atau FDR menuju ke arah timur dan menguasai kota Madiun dan mengumumkan hal sama di pulau Pati, Jawa Tengah. Pemberontakan yang terjadi ini menewaskan beberapa tokoh penting serta petugas polisi dan tokoh agama.

Pemerintah dengan sigap memulihkan Madiun, provinsi Jawa Timur dijadikan daerah istimewa, selanjutnya Kolonel Sungkono diangkat sebagai gubernut militer. Operasi ini dimulai pada tanggal 20 september 1948. Setelah melalui pertikaian yang berat, semua kekuatan pemberontak akhirnya dapat dimusnahkan. Musso yang merupakan dalang dari pemberontakan akhirnya tertembak mati, sedangkan Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Reporter: Fitrahtunnisa

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *