BIOma– Tim PKM-M UNM telah lakukan pelatihan pengolahan jerami menjadi bantal secara daring kepada masyarakat Dusun Labulawang, Desa Senga Selatan, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, pada Sabtu (12/09/2020).
Tim yang diketuai Arman Usman dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNM dan dianggotai M. Nur Farid dari program studi yang sama, serta Iftita Islamia Fatima dari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNM, dan Nur Fadilla dari Program Studi PKK-Busana Fakultas Teknik UNM ini secara umum terbagi dua, yaitu penyuluhan bahaya akan pembakaran jerami dan pelatihan pemanfaatan jerami menjadi aneka bantal kepada Ibu Rumah Tangga (IRT) di daerah setempat.
Arman selaku ketua tim menuturkan bahwa kebiasaan masyarakat setempat yang membakar jerami sisa panen dengan harapan dapat menyuburkan tanah adalah anggapan yang keliru.
“Setiap pasca panen di dusun ini, sisa dari batang padi atau jerami pasti dibakar oleh masyarakat karena mereka beranggapan bahwa abu sisa pembakaran jerami bisa menyuburkan tanah, padahal hal tersebut keliru dan salah menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kementerian Pertanian.” ungkapnya.
Program yang dibimbing oleh Hajrah Hamzah ini dilakukan selama dua hari melalui konferensi video aplikasi Zoom Cloud Meetings. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar terlihat dari antusias yang sangat besar ditunjukan dari para IRT selama mengikuti proses penyuluhan dan pelatihan ini. Penyuluhan mengenai bahaya dan dampak pembakaran jerami dilakukan di hari pertama dengan judul materi “Stop Pembakaran Jerami” yang dibawakan oleh ketua tim, Arman. Pada hari kedua, berlangsung pembawaan materi “Pengolahan Jerami dan Pembuatan Sarung Bantal” yang disampaikan oleh anggota tim, Farid dan Nurfadillah.
Selain dari materi penyuluhan bahaya pembakaran jerami dan pelatihan pembuatan bantal jerami, TIM PKMM juga memberikan materi mengenai “Kiat-Kiat Brand dan Pemasaran Produk” yang dibawakan oleh Iftita Islamia selaku Anggota Tim, dengan tujuan produk yang dihasilkan berupa bantal selain dapat dijadikan sebagai kebutuhan rumah tangga juga dapat dijadikan sebagai produk wirausaha.
Farid selaku anggota tim berujar bahwa program ini sejatinya bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat untuk tidak membakar jerami sisa panen yang justru dapat diolah menjadi produk praktis dan ekonomis.
“Program ini bertujuan agar menumbuhkan kesadaran masyarakat setempat untuk tidak lagi membakar jerami, namun bisa didevirisifikasi menjadi produk yang bernilai guna dan bernilai ekonomis.” ujarnya.
Terakhir, Iftita yang juga merupakan anggota tim berharap setelah penyuluhan dan pelatihan ini dilakukan, maka masyarakat dapat mengaplikasikanya.
“Semoga setelah penyuluhan dan pelatihan ini, masyarakat daerah setempat dapat mengaplikasikan materi yang diterima, dan bisa mengurangi pembakaran jerami yang selama ini terus dilakukan oleh masyarakat di Dusun Labulawang.” tutup Iftita.
Reporter: A. Sri Rahmadani