BIOma – Tanggal 22 Mei diperingati sebagai Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia (International Day for Biological Diversity). Tujuan peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran serta menumbuhkan kecintaan terhadap keanekaragaman hayati atau biodiversitas di bumi.
Keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman sumber daya hayati dari tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Demikian arti keanekaragaman hayati menurut Convention on Biological Diversity (1993). Keanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad Indrawan dkk (2007) adalah jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme termasuk yang mereka miliki serta ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup (Anggraini,2018). Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman hayati ini merupakan keanekaragaman berbagai makhluk hidup mulai dari gen sampai ekosistem dan mulai dari mikroorganisme yang kecil sampai pada tingkat hewan.
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara Mega Biodiversity. Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat serba guna dan mempunyai manfaat yang vital dan strategis sebagai modal dasar pembangunan nasional serta merupakan paru-paru dunia yang mutlak dibutuhkan baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang (Suhartini, 2009). Selain itu, Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki cakupan luas yang bervariasi, dari yang sempit hingga yang luas, dari yang datar, berbukit, serta bergunung, di dalamnya hidup flora, fauna, dan mikroba yang sangat beranekaragam. Berdasarkan gambaran kawasan biogeografi, Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan kenekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya. Tingginya keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme menempatkan Indonesia sebagai laboratorium alam yang sangat unik untuk tumbuhan tropik dengan berbagai fenomenanya (Anggraini,2018).
Meskipun terkenal dengan keanekaragaman yang tinggi, namun Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi terutama dengan terjadinya kepunahan dan kerusakan habitat akibat campur tangan dan ulah masyarakat Indonesia yang tidak peduli terhadap lingkungan. Kehilangan keanekaragaman hayati sangat erat kaitannya dengan lingkungan yang dimana kerusakan ini dapat menimbulkan bencana-bencana alam yang menewaskan beberapa spesies. Saat ini diperkirakan terdapat 13.5 juta spesies, dengan 1.75 juta yang terdeskripsi secara detail. Menurut Red List IUCN, singa di Afrika mengalami penurunan 65% dan tuna sirip biru mengalami penurunan 95%.
Dikutip dari satubanten.com, kerusakan alam dan hilangnya habitat telah menyebabkan puluhan ribu spesies terancam punah. Eksploitasi berlebihan serta masuknya spesies invasif mengancam biodiversitas di Indonesia. Sejumlah hutan besar di Kalimantan dan Sumatera telah musnah dan tidak ada reboisasi yang signifikan. Terjadi kepunahan massal beberapa kelompok taksonomi yang berbeda pada waktu yang berbeda, sehingga mengurangi keanekaragaman hayati.
Tahun 2021 merupakan kesempatan kita untuk bisa melestarikan keanekaragam hayati yang ada di Indonesia dengan menjaga lingkungan dan tidak melakukan hal- hal yang mencemari lingkungan dan membangun kembali lebih baik untuk bumi ibu pertiwi kita. Mari merayakan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia dengan bersyukur, menjaga, menghargai, serta mencintai alam sekitar dan keanekaragamannya.
Reporter : Husnul Khatimah