
BIOma – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan Gerhana Bulan Total atau biasa disebut dengan Super Blood Moon terjadi pada Rabu (26/5) yang fase-fasenya akan tampak di sejumlah wilayah di Indonesia.
Berikut fakta menarik mengenai super blood moon ini. Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari-Bumi-Bulan berada dalam satu garis lurus, atau juga dikenal dalam segaris syzygy. Peristiwa ini akan membuat cahaya Matahari yang biasa diterima Bulan akan terhalang oleh Bumi. Sehingga yang tersisa hanyalah rona kemerahan dari atmosfer Bumi yang terbiaskan di permukaan Bulan; membuatnya berubah warna menjadi semerah darah alias blood moon.
Gerhana Bulan bukanlah pertanda bencana. Ia murni hanya merupakan keselarasan kosmis yang terjadi antara Matahari-Bumi-Bulan. Peristiwa ini sangat aman ditonton dan bahkan mungkin akan membuat. Anda takjub saat mengamatinya. Jadi tidak perlu khawatir dan waspadalah terhadap berita dan informasi hoaks (Surtiana,2018)Dilansir dari Ayocirebon.com Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono menjelaskan bahwa Bulan akan berada di umbra Bumi. Karena posisi Bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi atau Perigee, maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, “fenomena Super Blue Blood Moon dapat mengganggu transportasi akibat adanya rob atau pasang maksimum, dan juga dapat dapat mengganggu aktivitas petani garam, perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan (Surtiana,2018)Dilansir dari bmkg.go.id Fase-fase (proses) Gerhana Bulan Total yang akan terjadi tanggal 26 Mei 2021 adalah (1) Fase (P1) Awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46.12 WIB, 16.46.12 WITA, 17.46.12 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah, sehingga pengamat di provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya Gerhana Bulan Total ini. (2) Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian mulai pukul 16.44.38 WIB, 17.44.38 WITA, 18.44.38 WIT, melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, sehingga pengamat di wilayah Indonesia Timur, Pulau Sulawesi bagian Timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini. (3) Fase (U2) Gerhana Bulan Total mulai masuk pukul 18.09.21 WIB, 19.09.21 WITA, 20.09.21 WIT melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat, sehingga seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. (4) Fase Puncak Gerhana Bulan terjadi pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA , 20.18.43 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. (5) Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir pukul 18.28.05 WIB, 19.28.05 WITA, 20.28.05 WIT melintas membelah Sumatera Utara, sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini. (6) Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian berakhir pukul 19.52.48 WIB, 20.52.48 WITA, 21.52.48 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. (7) Fase (P4) Gerhana Bulan berakhir pukul 20.51.14 WIB, 21.51.14 WITA, 22.51.14 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Seluruh proses gerhana, sejak fase awal (P1) hingga fase akhir (P4) akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik. Sedangkan proses gerhana totalnya, sejak awal fase total (U2), puncak total hingga akhir fase total (U3) akan berlangsung selama 18 menit 44 detik.Gerhana Bulan Total ini dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana. Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis.
Itulah bebereapa fakta unik mengenai Gerhana bulan total atau Super Blood Moon mulai dari posisi pada saat terjadinya, Akibat yang ditimbulkan, sampai pada fase-fase yang terjadi pada gerhana bulan total ini.
Reporter : Khusnul Khatimah