Eߣ Mitos atau Fakta, Kecerdasan Anak Turunan dari Ibu – LPM BIOma HMJ Biologi FMIPA UNM
Ilustrasi ibu dan anak (Doc. Int)

BIOma – Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika mendengar keterangan. Kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi. Lalu, apakah memang benar kecerdasan anak menurun dari ibu? Kemudian jika memang demikian, tidak adakah cara lain yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk memberikan stimulasi kecerdasan bagi anak?

Menurut psikolog bidang pendidikan asal Amerika Serikat, Anita Woolfolk Hoy, kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

Kata ahli psikiatri dari Utrecht University Medical, Belanda, secara umum orang tua yang sangat cerdas akan menghasilkan anak yang cerdas pula. Namun, hal ini tidak mutlak, bisa saja kedua orangtua memiliki kecerdasan yang rendah, tapi ternyata menghasilkan anak yang memiliki IQ tinggi, atau sebaliknya. Selain genetik, kecerdasan anak sisanya bergantung pada lingkungan. Jadi, lingkungan punya pengaruh pada kecerdasan, meskipun pengaruh ini menjadi lebih kecil jika anak tumbuh semakin dewasa. 

Berdasarkan penelitian dari University of Washington mengatakan bahwa kecerdasan anak menurun dari ibu. Hal ini disebabkan perempuan memiliki dua kromosom X, sedangkan laki-laki atau ayah hanya memiliki satu kromosom X. Kromosom X ini akan menentukan bagaimana perkembangan kemampuan kognitif pada anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Medical Research Council Social and Public Health memberikan pertanyaan kepada 12 ribu lebih orang berumur 12 tahun sampai 22 tahun. Pertanyaan yang diajukan ini bersifat pribadi dan mencakup beberapa hal seperti IQ, ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi. Kemudian hasilnya adalah hampir setengah korespondensi memiliki kecenderungan kecerdasan yang diwariskan oleh ibu.

Dilansir dari laman kompas.com, untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal, sering ajak anak berbicara, bacakan cerita, atau menyanyikan lagu anak. Untuk melatih kecerdasan logika dan matematika, ajak anak mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, dan bermain halma. Orang tua juga dapat memilihkan mainan seperti halma, congklak, sempoa, catur, kartu, puzzle, monopoli, dan lain-lain. Untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial, anak dapat diajak mengamati gambar, foto, merangkai, dan membongkar lego. Libatkan anak dalam aktivitas dasar seperti melipat, menggunting, dan menggambar.

Melatih fisik anak bisa dilakukan dengan mengajaknya melakukan variasi gerakan seperti berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, melompat, melempar, menangkap, menari, olahraga, dan lain-lain. Untuk merangsang kecerdasan bermusik, ajak ia untuk mendengarkan lagu, bernyanyi, memainkan alat musik, dan mengikuti irama. Untuk melatih kecerdasan emosi interpersonal, biarkan ia main dengan anak yang lebih muda atau lebih tua maupun berberda agama serta suku. Ajarkan juga anak untuk mengalah, bekerja sama, dan meminjamkan mainan. Untuk melatih kecerdasan emosi intrapersonal, biarkan anak bercerita tentang kegiatannya, mencurahkan isi hatinya, serta berimajinasi. Untuk merangsang kecerdasan naturalis, ajak ia menanam biji dan merawatnya hingga tumbuh, memelihara tanaman di pot, memelihara binatang, wisata alam, dan lain-lain.

Jadi, memang benar kecerdasan anak akan lebih banyak diwariskan dari gen ibu. Jika Ibu cerdas dan anak cerdas, maka bisa disimpulkan jika kecerdasan Ibu menurun ke anak. Namun, jika ibu memiliki kecerdasan rata-rata dan anak cerdas, maka ada faktor lain yang memengaruhi kecerdasannya. Namun, bukan berarti anak tidak bisa bertambah pintar dari sang ibu. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak cerdas dan membanggakan orang tua.

Reporter : RM 4

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *