Buku Filsafat Ilmu Sebuah Apresiasi terhadap Ilmu, Agama, dan Seni karya Jujun S. Suriasumantri (Doc. Ist)

BIOma – Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan keduanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Ada tiga karakteristik dari filsafat yakni : Menyeluruh, Mendasar, dan Spekulatif.

Filsafat merupakan langkah awal untuk mengetahui segala pengetahuan. Semua ilmu baik ilmu alam maupun ilmu soaial, bertolak dari pengembangannya bermula dari filsafat. Filsafat menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir ia mempermasalahkan hal-hal yang pokok, terjawab masalah yang satu ia pun mulai merambah. Adapun cabang-cabang dari filsafat ialah Filsafat Pengetahuan, Filsafat Moral, Filsafat Seni, Metafisika, Filsafat Pemerintahan, Filsafat Agama, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum, dan Filsafat Sejarah.

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Filsafat Ilmu dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial karena keduanya memiliki ciri ciri keilmuan yang sama. Adapun dua asumsi dasar ilmu yakni asumsi yang mendasari telaah ilmiah dan asumsi yang mendasari telaah moral. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana berupa bahasa, logika, matematika, dan statistik.

Manusia dalam kehidupan mempunyai kebutuhan yang banyak. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, menurut Ashley Montagu, kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya.

Allport, Venon dan lindzey (1951) mengidentifikasi enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik, dan agama. Nilai teori adalah hakikat penemuan kebenaran lewat berbagai metode seperti rasionalisme, empirisme dan metoda ilmiah. Setiap kebudayaan mempunyai skala hirarki mengenai mana yang lebih penting dan mana yang kurang penting dari nilai-nilai tersebut di atas serta mempunyai penilaian sendiri dari tiap-tiap katagori.

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling memengaruhi. Disatu pihak pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung kondisi kebudayaannya, tapi dipihak lain pengembangan ilmu akan memengaruhi jalannya kebudayaan. Menurut Talcot Persons, Ilmu dan kebudayaan itu terpadu secara intim dengan seluruh struktur sosial dan tradisi kebudayaan. Peranan ganda ilmu dalam pengembangan kebudayaan nasional adalah sebagai berikut :
1) Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya perkembangan kebudayaan nasional.
2) Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.

Seiring bertambahnya waktu, ilmu dan teknologi menjadi pengembangan utama bidang ilmu dan secara tidak langsung kebudayaan kita tak terlepas dari pengaruhnya, sehingga kita harus ikut memperhitungkan hal ini. Untuk itu, dibicarakan peranan ilmu sebagai sumber nilai yang ikut mendukung pengembangan kebudayaan nasional. Maka disimpulkan manfaat yang dapat diperoleh dari karakteristik ilmu ialah rasional, logis, objektif dan terbuka serta kritis sebagai landasannya.

Manusia dengan segenap kemampuan kemanusiannya seperti perasaan, pikiran, pengalaman, panca indra dan intuisi mampu menangkap alam hidupnya dan mengabstraksikan tangkapan tersebut dalam dirinya dalam berbagai bentuk ketahuan umpamanya kebiasaan, akal sehat, seni, sejarah, filsafat. Terminologi ketahuan ini adalah termonologi artifisial yang bersifat sementara sebagai analisis yang pokoknya diartikan sebagai keseluruhan bentuk dari produk kegiatan manusia dalam usaha untuk mengetahui sesuatu. Apa yang kita peroleh dalam proses mengetahui tersebut tanpa memperhatikan obyek, cara dan kegunaannya kita masukan kedalam kategori yang disebut ketahuan ini. Dalam bahasa inggris sinonim dari ketahuan ini adalah knowledge. Ketahuan atau knowledge ini merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam dan biologi itu sendiri.

Arman Wijaya, Mahasiswa Program Studi Sosiologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Makassar, Angkatan 2014.

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *