BIOma – Aliansi mahasiswa Universitas Negeri Makassar kembali mengadakan aksi di depan Menara Pinisi pada Kamis (29/7). Seruan aksi tersebut mengusung tema “Wujudkan Kampus UNM yang Demokratis dan Stop Komersialisasi Pendidikan” yang dijabarkan dalam tiga isu turunan yakni (1) Berikan pemotongan UKT secara general di masa pandemi, (2) Transparansikan RKAKL, LPJ tahunan, unit cost, dan anggaran Covid-19, serta (3) Revisi peraturan kemahasiswaan.
Agenda tuntutan dibawakan oleh beberapa representatif dari setiap fakultas di UNM melalui orasi ilmiah dan puisi. Tuntutan ini juga diharapkan dapat dipenuhi oleh para birokrat UNM yang memiliki kewenangan dalam hal tersebut. Amastasha selaku Presiden BEM Fakultas Bahasa dan Sastra UNM menyampaikan dalam orasinya bahwa tuntutan ini untuk menjadikan UNM sebagai kampus yang demokratis dan stop komersialisasi pendidikan.
“Hari ini kita kembali berkumpul dan tentunya apa yang menjadi tantangan kita hari ini menjadi representatif dari mahasiswa UNM. Hari ini kita menuntut menjadikan UNM kampus yang demokratis dan stop komersialisasi pendidikan,” tegasnya.
Di sisi lain, Muh. Ilham selaku Jenderal Lapangan mengungkapkan hal yang paling urgen adalah persoalan UKT karena hari ini untuk bagian peninjauan ulang UKT tidak mengakomodir semua mahasiswa UNM.
“Urgensi yang hadir di tiga poin hari ini adalah persoalan UKT karena hari ini untuk bagian peninjauan ulang UKT tidak mengakomodir semua mahasiswa UNM dan yang kita ketahui bahwa penurunan ekonomi ada pada masa pandemi,” ungkapnya.
Ilham juga menyampaikan bahwa jika para pimpinan UNM enggan untuk berdialog terkait isu turunan yang diangkat artinya ada kekeliruan dalam hal demokrasi kampus.
“Bisa kita mengetahui bahwa hari ini memang pimpinan tidak bersifat demokratis pada mahasiswa, artinya kita selalu menyuarakan apa yang menjadi hak kita lantas pimpinan tidak mau menemui kita, itu merupakan kekeliruan dalam hal demokrasi kampus,” tambahnya.
Reporter: RM 4
