BIOma – Di Indonesia, tanggal 14 Agustus setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pramuka (Pradja Muda Karana) atau Gerakan Kepanduan, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 448 Tahun 1961. Kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga. Selain itu Kepramukaan merupakan sistem Pendidikan Kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, serta bangsa Indonesia.
Dikutip dari semarangkota.go.id, antara tahun 1906 – 1907, Gerakan Kepanduan dicetuskan pertama kali oleh Robert Baden-Powell, seorang anggota Angkatan Darat Inggris yang menulis buku “Scouting for Boys”. Buku ini berisi tentang panduan bagi remaja untuk melatih keterampilan dan ketangkasan, cara bertahan hidup, hingga pengembangan dasar-dasar moral. Hingga akhirnya, karya Baden-Powell ini menyebar ke seluruh dunia dan akhirnya menjadi Kepanduan yang di Indonesia disebut Pramuka. Robert Baden-Powell sendiri lahir pada 22 Februari tahun 1857. Tanggal lahirnya kemudian diperingati sebagai Hari Pramuka Internasional.
Menilik sejarah, Pramuka atau Gerakan Kepanduan di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Tahun 1916, Mangkunegara VII di Surakarta memprakarsai berdirinya Javaansche Padvinders Organisatie. Setelah itu, bermunculan gerakan-gerakan sejenis yang dikelola oleh organisasi-organisasi pergerakan, sebut saja Hizbul Wathan (Muhammadiyah), Nationale Padvinderij (Boedi Oetomo), Sarekat Islam Afdeling Padvinderij (Sarekat Islam), Nationale Islamietische Padvinderij (Jong Islamieten Bond), dan lain-lain. Menurut Panduan Museum Sumpah Pemuda (2009), gerakan Kepanduan di tanah air yang berlingkup Nasional dimulai pada tahun 1923 dengan berdirinya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Batavia, lalu dilebur menjadi Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) pada tahun 1926.
Akhirnya, pada tahun 1961, Soekarno berkeinginan untuk menyatukan semua Gerakan Kepanduan yang ada di Indonesia. Atas usulan Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Gerakan Kepanduan Indonesia kemudian diberi nama Pramuka yang terinspirasi dari kata Poromuko yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Namun, kata Pramuka diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana yang berarti “Jiwa Muda yang Gemar Berkarya”. Singkatan Pramuka ini ditetapkan pada tanggal 14 Agustus 1961. Sejak saat itu, setiap tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka oleh masyarakat Indonesia dengan misi untuk mendidik pemuda dan pemudi Indonesia dari usia anak-anak demi meningkatkan rasa cinta tanah air dan bela negara.
Reporter : RM 9