Ilustrasi gejala burnout (Doc. Int)

BIOma – Stres sudah menjadi hal yang biasa terjadi ketika seseorang sedang berada dalam kondisi tertekan. Stres berkepanjangan dapat memicu terjadinya burnout. Psikolog Industri Organisasi, Kiky Dwi Saraswati menjelaskan  merupakan kondisi psikologis yang terjadi ketika penderitanya terpapar stres berkepanjangan lantaran pola kerja yang buruk dan tidak sehat. Istilah burnout kali pertama diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1970-an silam. Kondisi tersebut membuat seseorang jadi kewalahan, kelelahan secara emosional, dan rasanya tidak mampu menjalankan tanggung jawab keseharian.

Dilansir dari Kompas.com, selain mengurangi produktivitas dan menguras energi, burnout juga bisa membuat seseorang sinis dalam memandang hidup sampai akhirnya merasa tidak bisa apa-apa. Efek negatif burnout lainnya juga bisa merembet ke segala aspek kehidupan, seperti kehidupan pribadi di rumah, pekerjaan, sampai hubungan dengan orang sekitar.

Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Riset, dan Teknologi, gejala burnout ditandai dengan munculnya sejumlah gejala baik secara fisik maupun mental. Gejala burnout antara lain: 1) Tubuh merasa lelah berkepanjangan, sakit kepala, dan susah tidur. 2) Lelah mental, mudah frustasi, maupun cemas. hingga depresi. 3) Demotivasi dalam memulai segala aktivitas. 4) Kehilangan kemampuan akademik dan kepercayaan diri dalam melakukan sebuah aktivitas. 5) Kurangnya kemampuan untuk konsentrasi.

Adapun cara untuk mengatasi burnout yaitu 1) Buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. 2) Bicarakan dengan atasan, Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri. 3) Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya. 4) Jaga keseimbangan hidup serta ubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan positif.

Reporter: Fajar Arianto

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *