BIOma – Fenomena hujan es kembali terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Fenomena kali ini terjadi di Lampung, Bekasi, Surabaya dan beberapa wilayah lainnya yang terjadi pada Senin (21/02).
Fenomena hujan es yang dianggap langka ini ternyata merupakan hal yang biasa terjadi, khususnya di wilayah tropis yang terjadi pada musim peralihan dan disertai dengan hujan lebat, petir dan angin kencang. Fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit.
Dilansir dari akun instagram resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dijelaskan bahwa hujan es terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang menjulang tinggi hingga ketinggian lebih dari 9.000 meter. Suhu awan tersebut mencapai -60 derajat celcius sehingga dapat membentuk butiran es di awan. Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan Cb dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar. Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada akan cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di bulan Maret- April berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Reporter: Khusnul Khatimah