BIOma – Pembangkit listrik tenaga cahaya matahari merupakan salah satu pembangkit listrik energi terbarukan (renewable energy) yang sangat baik untuk dikembangkan. Kebutuhan energi listrik terus meningkat terutama di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga surya ini harusnya dapat berkembang di Indonesia karena geografis Indonesia berada di wilayah khatulistiwa.
Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan sumber daya alam yang terbatas, seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara, yang pada akhirnya akan habis. Namun, kita bisa beralih ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sumber energinya tidak akan habis. PLTS merupakan sumber energi terbarukan yang menggunakan energi matahari yang tidak terbatas, tidak ada habisnya dan terus diisi ulang.
Menurut Center for Sustainable System, rata-rata penyinaran matahari di Bumi adalah 1,73 x 10^5 terawatt, sedangkan rata-rata permintaan listrik global adalah 2,7 terawatt. Dengan kata lain, sinar matahari yang hanya beberapa jam saja dapat menyuplai kebutuhan energi dunia selama satu tahun penuh jika PLTS digunakan secara efisien. Artinya, sinar matahari dalam beberapa jam saja dapat memenuhi kebutuhan energi dunia selama setahun penuh bila dimanfaatkan secara efisien oleh PLTS.
Adapun kelebihan dari PLTS ini, dilansir dari sunenergy.id, yakni: (1) PLTS mampu menghasilkan energi listrik. PLTS mampu mengolah foton matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Listrik ini yang kemudian bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyalakan peralatan elektronik dan sebagainya, (2) PLTS sangat ramah lingkungan. Dengan menggunakan energi listrik yang dihasilkan dari energi alternatif sinar matahari, bumi akan terhindar dari polusi udara. Sumber energinya berupa cahaya matahari sehingga tidak pernah habis. Berbeda dengan listrik PLN konvensional yang membutuhkan bahan bakar sehingga menyebabkan polusi udara, (3) PLTS dapat mengurangi biaya penggunaan listrik harian, dan (4) Penggunaan listrik dapat di monitoring.
Beragam kelebihan yang dihasilkan oleh PLTS seharusnya dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan listrik tenaga surya. Namun, masalahnya hingga kini hal tersebut masih sulit dilaksanakan. Pasalnya masih rendahnya pemanfaatan energi surya di dalam negeri salah satunya karena biaya instalasi yang relatif mahal. Hal itu dikarenakan minimnya informasi yang belum tersampaikan ke masyarakat mengenai nilai ekonomi pemasangan teknologi surya dan kebijakan penggunaan energi surya. Padahal, Indonesia memiliki iklim yang sangat sesuai untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. Panas matahari yang sangat menyengat dan bersinar sepanjang hari dengan sinarnya yang stabil akan menghasilkan aliran listrik yang banyak juga, sehingga akan sangat sesuai bila ingin memasang panel surya di atap rumah.
Reporter: Nurul Fitrah Aryani