Ilustrasi seseorang terkena sindrom dispepsia (Doc. Int)

BIOma – Dispepsia merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas karena penyakit asam lambung. Sebenarnya dispepsia bukan suatu penyakit, tetapi suatu tanda atau gejala dari suatu penyakit pencernaan yang dialami seseorang. Akan tetapi, jika dibiarkan akan berkembang menjadi lebih serius. Dispepsia dapat diakibatkan oleh banyak hal dan sering dikaitkan dengan gaya hidup serta dipengaruhi oleh komsumsi makanan dan minuman atau efek samping dari obat-obatan.

Mengutip dari laman dokterpost.com, pada saat lebaran idul fitri keluhan yang banyak membawa pasien ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah keluhan rasa penuh dan nyeri ulu hati. Kebiasaan saat idul fitri tang cenderung “melampiaskan kemenangan” dengan makan sekenyang-kenyangnya makanan yang disukai seperti opor ayam, kari daging, ketupat sayur, dan gulai kambing. Memang nikmat, namun sering timbul masalah dispepsia berawal dari itu.

Dilansir dari halodoc.com, dispepsia juga kadang menjadi suatu tanda dari penyakit pencernaan lainnya, seperti gastritis, ulkus peptikum dan batu empedu. Beberapa contoh penyebab dari dispensia, yaitu makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat, komsumsi makanan terlalu berlemak, berminyak dan pedas, komsumsi terlalu banyak kafein, alkohol, cokelat dan minuman bersoda, merokok, memiliki rasa cemas yang berlebihan, serta disebabkan oleh beberapa antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri.

Adapun gejala dari seseorang yang mengidap dispepsia, yaitu muncul rasa cepat kenyang saat makan, kembung dan begah setelah makan, timbulnya rasa tidak nyaman pada bagian ulu hati, rasa terbakar atau panas di ulu hati, dan mual serta kadang-kadang dapat disertai dengan muntah meskipun hal ini  jarang terjadi. Meski gangguan pencernaan seperti dispepsia biasanya tidak menyebabkan komplikasi yang serius, tapi kondisi ini bisa memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Jika tidak diobati maka dispense yang tak diobati akan terus menimbulkan rasa tidak nyaman di bagian perut, berkurangnya nafsu makan, hingga kesulitan menelan.

Cara penanganan dispepsia ini dapat dilakukan secara primer dan sekunder. Secara primer dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup seperti membatasi komsumsi makanan yang dapat menyebabkan terjadinya dispepsia, makan dalam porsi yang kecil, membatasi komsumsi kafein dan alkohol, dan mengontrol stress serta rasa cemas. Namun, jika dispepsia sudah menimbulkan rasa nyeri yang amat hebat, maka dapat mengkomsumsi beberapa obat-obatan, yaitu antasida, prokinetik yang dapat membantu proses pengosongan lambung, dan antibiotik, diberikan jika dispepsia disebabkan oleh infeksi. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus menjaga pola makan dan melakukan pola hidup yang sehat karena dispepsia ini jika dibiarkan secara terus-menerus makan akan mengakibatkan penyakit yang serius.

Reporter: Nurul Fitriani

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *