BIOma – Kasus gangguan ginjal akut progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) melonjak menyerang anak anak di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil kebijakan antisipasif dalam cegah gangguan ginjal pada anak. Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak, diteken oleh Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Murti Utami pada Selasa (18/10).
Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id Menurut laporan IDAI, jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak terus meningkat sejak Agustus lalu. Puncaknya terjadi pada September dengan 78 kasus dan 18 Oktober ada total206 anak di 20 provinsi dilaporkan mengalami ginjal akut, yang mana 99 di antaranya meninggal. Pada saat ini upaya penelusuran masih terus dilakukan dan dihimbau kepada masyarakat untuk sementara waktu tidak memberikan obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup.
Adapun kemungkinan penyebab dari kasus ginjal akut ini dilansir dari kompas.com bahwa hasil penyidikan Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan (Menkes) bahwa obat sirup atau cair kemungkinan menjadi penyebabnya. Ada 3 zat yang berbahaya yaitu etilen glikol atau ethylene glycol (EG), dietilen glikol atau diethylene glycol (DEG), dan etilen glikol butil eter atau ethylene glycol butyl ether (EGBE) yang di mana EG, DEG, dan EGBE semestinya tidak terkandung dalam obat sirup atau cair. Jika ada, kadarnya harus sangat kecil sehingga tidak meracuni tubuh. 3 zat tersebut kemungkinan berasal dari kontaminan bahan tambahan obat sirup dengan nilai toleransi 0,1 persen dan propilen glikol. Oleh karena itu masyarakat diminta untuk tidak menggunakan obat sirup atau cair untuk sementara sambil menunggu finalisasi penelitian/investigasi yang dilakukan.
Adapun gejala ginjal akut progresif atipikal dilansir dari laman instagram kemenkes yaitu : (1) Demam, Batuk, Pilek, pada usia anak 0-18 tahun, (2) Gejala infeksi saluran cerna (mual, dan muntah), (3) warna urin berubah menjadi coklat, juga mengalami penurunan jumlah urin hingga tidak buang air kecil sama sekali.
Reporter : Husnul Khatimah