Ilustrasi penyakit kusta (Doc. Int)

BIOma – Hari Kusta Internasional atau World Leprosy Day adalah peringatan hari internasional untuk menciptakan kesadaran masyarakat mengenai penyakit kusta serta mengajak masyarakat untuk lebih sadar dan menghapus stigma negatif dan diskriminatif terhadap penderita kusta.

Dikutip dari situs resmi Organisasi kesehatan dunia (WHO) peringatan Hari Kusta Internasional tahun 2023 mengangkat tema “Act Now. End Leprosy.” Tema ini diangkat dengan tiga pesan utama di dalamnya, yaitu (1) Elimination is possible (kemungkinan penghentian), memiliki kekuatan dan alat untuk menghentikan penularan penyakit kusta, (2) Act now (bertindak sekarang), membutuhkan sumber daya dan komitmen untuk mengakhiri kusta, dan (3) Reach the unreached (jangkau yang belum terjangkau), kusta dapat dicegah dan diobati.

Menurut laman leprosymission.org, Hari kusta Internasional bermula dari pegiat kemanusiaan Prancis, Raoul Follereau. Ia mendapat penghargaan untuk kehidupan Mahatma Ganadhi yang melakukan banyak pekerjaan dengan orang yang terkena kusta dan meninggal pada akhir Januari 1938. Terbentuknya Hari Kusta Internasional mulanya diselenggarakan oleh komunitas orang-orang yang mengidap kusta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus membidangi penyakit tersebut. LSM ini termaksud Leprosy mission dan menjadi kesempatan untuk mengangkat suara masyarakat yang terkena kusta di seluruh dunia.

Kusta ialah penyakit yang disebabkan oleh kuman kusta atau mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, mata, dan selaput bagian dalam hidung. Kusta tergolong dalam penyakit yang menular, akan tetapi penyakit ini masih dapat disembuhkan.

Sebelumnya, penyakit kusta sangat ditakuti sebagai salah satu penyakit yang sangat menular dan dapat mengakibatkan masalah yang fatal. Namun, saat ini sudah diketahui jika penyakit kusta tidak mudah menyebar dan pengobatan yang dilakukan sangat efektif untuk mengatasi penyakit tersebut. Akan tetapi, kerusakan saraf yang diakibatkan oleh penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dan buta jika seseorang yang menderita penyakit kusta tidak mendapatkan pengobatan.

World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan Kusta ke dalam dua kelompok, yaitu (1) Pausibasiler, kusta jenis ini menyebabkan rasa baal (mati rasa) yang jelas dan menyerang satu cabang saraf, (2) Multibasiler, kusta multibasiler tidak seperti pausibasiler, rasa baal (mati rasa) yang diderita tidak jelas, dan menyerang banyak cabang saraf.

Dikutip dari situs halodoc.com, pencegahan terhadap penyakit Kusta dapat dilakukan dengan menghindari kontak jangka panjang dengan seseorang yang terinfeksi tetapi tidak diobati, serta menghindari daerah yang mengalami endemik dari penyakit kusta. Untuk mencegah penyebaran yang semakin luas, maka dihimbau untuk melakukan diagnosis dini jika mengalami gejala dari penyakit ini dan segera mendapatkan pengobatan.

Reporter : Nurfah Angraeni Wali

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *