Mengantuk saat beraktivitas (Doc. Int)

BIOma – Jarang disadari kebiasaan-kebiasaan sederhana yang sering dilakukan justru bisa mengancam kesehatan dengan memicu naiknya gula darah sebagai faktor utama penyebab diabetes. Kadar gula darah tinggi menjadi ancaman menakutkan bagi banyak pihak karena merupakan faktor utama penyebab terjadinya diabetes.

Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.

Pemicu diabetes atau kencing manis rupanya tidak hanya dari nasi putih, namun banyak yang berasal dari kebiasaan sehari-hari. Kebiasaan yang memiliki risiko penyakit diabetes tersebut kadang tidak disadari dan sering dilakukan.

Dilansir dari Kompas.com, mengatur kadar gula darah dalam tubuh menjadi satu hal yang penting untuk pencegahan penyakit diabetes. Seseorang yang memiliki kadar gula darah tinggi biasanya akan sering mengantuk, tubuh terasa lelah, pandangan kabur, hingga luka susah untuk sembuh. Diabetes sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keturunan, usia, obesitas, dan kebiasaan buruk yang dilakukan setiap hari terutama bagi kalangan mahasiswa.

Dilansir dari AARP, sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2019 di The Journal of Nutrition menjelaskan bahwa mereka yang sering melewatkan sarapan dapat berisiko lebih besar terkena diabetes daripada mereka yang sarapan dengan oatmeal atau telur. Hal ini disebabkan karena sarapan mampu mempertahankan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah.

Dikutip dari kompas.com, Melinda Maryniuk seorang Konsultan Diabetes dan Nutrisi di Boston mengatakan bahwa melewatkan sarapan bisa membuat makan berlebihan sepanjang hari.

Selain sering melewatkan sarapan, kurang tidur juga dapat memicu diabetes. Hal ini masih dianggap sepele bagi sebagian orang, khususnya mahasiswa yang hanya tidur 2-4 jam yang disebabkan oleh tugas yang tidak dapat dimanajemen dengan baik.

Dilansir dari detik.com, sebuah penelitian yang dilakukan di Diabetologia menganalisis DNA lebih dari 900 ribu untuk mengetahui kaitan insomnia dengan diabetes. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang-orang dengan insomnia memiliki risiko diabetes tipe 2 sebesar 17 persen lebih tinggi.

Merokok juga menjadi salah satu pemicu diabetes yang jarang disadari oleh Mahasiswa baik yang perokok aktif maupun pasif. Selain memicu penyakit yang menyerang organ pernapasan, sebuah penelitian di Diabetology and Metabolic Syndrome menunjukkan bahwa rokok menjadi salah satu penyebab utama pada 25 juta kasus diabetes di seluruh dunia. Rokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes sebesar 30-40 persen.

Untuk menghindari penyakit diabetes, masyarakat khususnya mahasiswa sebaiknya lebih memperhatikan pola hidup sehat, rutin sarapan pagi, istirahat yang cukup serta tidak merokok karena dapat meningkatkan risiko diabetes yang tidak memandang umur.

Reporter : Sahla Sahira

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *