BIOma – International Women’s Day (IWD) adalah peringatan yang dirayakan Setiap tanggal 8 Maret. Peringatan ini dilakukan sebagai bentuk perayaan perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dan hak-haknya.
Dilansir dari situs internationalwomensday.com, peringatan hari perempuan sedunia tahun 2023 mengangkat tema “Embrace Equity.” Tujuan diangkatnya tema kampanye IWD 2023 dengan Embrace Equity adalah agar dunia berbicara tentang mengapa peluang yang sama tidak cukup. Orang-orang mulai dari tempat yang berbeda, jadi inklusi dan rasa memiliki yang sejati membutuhkan tindakan yang adil.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu tokoh nasional Indonesia, R.A Kartini. Kartini adalah seorang pejuang kemerdekaan dan kedudukan perempuan pada masanya, terutama wanita Jawa. Sejak menginjak bangku sekolah, Kartini menginginkan kehidupan perempuan yang berbeda dari yang seharusnya di masa itu. Kartini sudah menunjukkan ketertarikannya untuk memperjuangkan hak perempuan supaya bisa memiliki pendidikan yang setara dengan laki-laki sejak berumur belasan tahun.
Dikutip dari laman Kompas.com, awalnya Hari Perempuan Internasional diperingati sebagai hari aksi untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, seperti hak memilih, hak bekerja, dan hak atas pendidikan. Seiring dengan perjalanan waktu, Hari Perempuan Internasional dijadikan momentum kampanye berbagai isu yang dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia seperti kekerasan seksual, ketimpangan ekonomi, dan diskriminasi gender.
Peringatan Hari Perempuan mulanya berawal dari unjuk rasa pekerja pakaian pada tahun 1908 di New York. Para perempuan melakukan protes terkait kondisi kerja di sana. Partai Sosialis Amerika akhirnya menetapkan 28 Februari sebagai Hari Perempuan Nasional pertama, tanggal itu diambil bertepatan dengan protes tersebut.
Dilansir dari situs cnnindonesia.com, pada 1917 sejumlah perempuan di Rusia memilih untuk memprotes dan mogok di bawah slogan ‘Bread and Peace‘ pada hari Minggu terakhir di bulan Februari (yang jatuh pada tanggal 8 Maret pada kalender Gregorian). Gerakan mereka akhirnya mengarah pada pemberlakuan hak pilih perempuan di Rusia. Pada 1945 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi perjanjian internasional pertama yang menegaskan prinsip kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.
Baru pada 8 Maret 1975, PBB merayakan Hari Perempuan Internasional resmi pertama. Kemudian pada Desember 1977, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang memproklamasikan hari untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional. Hari tersebut harus diperingati setiap hari dalam setahun oleh negara-negara anggota di bawah tradisi sejarah dan nasional mereka. Akhirnya, setelah diadopsi oleh PBB pada 1977, Hari Perempuan Internasional diperingati pada 8 Maret sebagai hari libur resmi PBB untuk hak-hak perempuan dan perdamaian dunia.
Reporter : Nurfah Angraeni Wali