BIOma – Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai bidang, termasuk dalam dunia pendidikan. AI merupakan teknologi yang dapat digunakan manusia sebagai asisten bergerak layaknya robot namun keberadaannya berupa tampilan virtual dalam suatu sistem komputer.
Murphy (2019), menyatakan bahwa dengan menggunakan sistem kecerdasan pada pendidikan, dapat membuat siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang aktif dan mandiri. Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan abad 21 yang berfokus pada peran siswa di dalam pembelajaran.
Menurut Keerthiwansha (2018), penggunaan sistem AI dapat menciptakan proses belajar-mengajar yang lebih efektif. Dengan sistem kecerdasan buatan, performa guru dapat terdukung dengan baik karena adanya sistem yang dapat mengasistensi proses mengajar siswa. Guru dapat lebih berfokus kepada hal-hal fundamental lainnya seperti merancang pembelajaran dan metode pendekatan atau pengajaran yang akan diimplementasikan saat mengajar. Siswa dalam hal ini tidak perlu menunggu waktu bertemu langsung dengan guru untuk mendapatkan jawaban tertentu dari pertanyaan yang mereka miliki. Hal ini dapat meningkatkan angka kepuasan siswa dalam belajar karena siswa mendapatkan respon yang cepat atas pertanyaan-pertanyaan yang dimilikinya.
Selain dari dampak positif yang telah disebutkan di atas, AI juga memiliki dampak negatif bagi dunia pendidikan. Dilansir dari kejarcita.id, setidaknya ada 7 dampak negatif dari penggunaan AI di dunia pendidikan, di antaranya 1) Membuat guru dan murid menjadi lebih malas, 2) Menghilangkan pekerjaan manusia, 3) Tidak memiliki common sense, 4) Bekerja sesuai instruksi, tidak bisa berfungsi menjalankan tugas lain di luar dari yang diprogramkan, 5) AI masih kalah untuk pemrosesan informasi yang bersifat vertikal dan membutuhkan sense yang kompleks, 6) Risiko tinggi dibobol, dan 7) Pasti akan rusak.
Reporter: RM 2
