BIOma – 12 Mei, diperingati sebagai hari tragedi Trisakti yang terjadi pada tahun 1998 di akhir masa pemerintahan Soeharto. Tragedi tersebut merenggut nyawa empat mahasiswa Universitas Trisakti. Tepat 25 tahun yang lalu tragedi ini terjadi, hingga sekarang menjadi momentum kelam yang memilukan serta menggemparkan seluruh masyarakat Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Universitas Trisakti, saat itu, 12 Mei 1998, aparat keamanan menembak mati empat mahasiswa Universitas Trisakti, yaitu Elang Mulya Lesmana, Hendryawan Sie, Hafidin Royan, dan Heri Hertanto. Peristiwa penembakan ini terjadi pada saat mahasiswa melakukan demo menuntut Reformasi Politik dan Ekonomi.
Krisis ekonomi, krisis politik, krisis hukum, dan krisis kepercayaan yang pada saat itu memberikan penderitaan bagi masyarakat indonesia dan merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Soeharto. Akibatnya, para mahasiswa dan masyarakat melakukan demontrasi untuk menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.
Titik awal perubahan politik yang signifikan di Indonesia setelah terjadinya tragedi Trisakti. Masyarakat Indonesia mulai mengungkapkan pendapatnya secara lebih terbuka, dan pemerintah Indonesia mulai bertransisi ke sistem politik yang lebih demokratis.
Tragedi Trisakti hingga saat ini masih menyisakan luka mendalam di hati para keluarga, sahabat keempat mahasiswa yang tewas, serta seluruh mahasiswa di Indonesia. Setiap tahun, keluarga dan masyarakat Indonesia memperingati tragedi ini sebagai penghargaan dan pengingat akan pentingnya kebebasan berekspresi.
Reporter: RM 9