Ilustrasi kalender Masehi 2024 (Doc. Int)

BIOma – Sejarah awal tahun Masehi dapat dijelaskan melalui evolusi kalender Romawi. Pada tahun 45 SM, Julius Caesar memperkenalkan kalender yang menjadi dasar bagi kalender Masehi modern. Seiring waktu, Paus Gregorius XIII melakukan modifikasi pada kalender ini pada abad ke-16, yang kini dikenal sebagai Kalender Gregorian. Awalnya, kalender Romawi dimulai pada bulan Maret, dengan Januari dan Februari ditambahkan setelah reformasi. Nama-nama bulan Masehi berasal dari dewa, festival, dan bahasa Latin, mencerminkan kaya warisan mitologi dan budaya Romawi.

Bulan-bulan Masehi memiliki kisah unik dalam penamaannya. Dilansir dari sindonews.com, berikut adalah latar belakang penamaan bulan Masehi; Januari, diambil dari Dewa Romawi Janus, yang memiliki kemampuan melihat masa lalu dan masa depan. Februari, berasal dari kata “Februum” merujuk pada festival pemurnian Romawi Kuno. Maret, dinamai Dewa Perang Romawi, Mars. April diambil dari “aperrīre” yang berarti “membuka” mencerminkan musim semi. Mei dinamai dari Dewi Yunani Maia, pengawas tanaman di Bumi, dan Juni dari Dewi Juno, dewi pernikahan, dan persalinan.

Adapun Juli dan Agustus diambil dari tokoh terkemuka Romawi, Julius Caesar dan Kaisar Augustus. September, Oktober, November, dan Desember berasal dari bahasa Latin, menunjukkan posisi awal mereka dalam kalender Romawi sebelum penambahan Januari dan Februari. Meskipun urutan bulan berubah seiring waktu, warisan sejarah ini tetap terkandung dalam nama-nama bulan Masehi, menciptakan koneksi antara zaman kuno dan perhitungan waktu yang kita gunakan hingga saat ini.

Reporter: Muhammad Fadhil Jufri

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *