BIOma – Kehadiran ChatGPT dan aplikasi AI lainnya yang tidak hanya digunakan pada pekerja dan pengusaha saja, melainkan juga pada pelajar. ChatGPT yang telah masuk ke dunia akademisi ini, baik untuk membantu penyelesaian berbagai tugas mahasiswa hingga naskah akademik. Namun, penggunaannya yang berlebihan atau cenderung ketergantungan bisa menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya.
ChatGPT yang digunakan dalam dunia akademisi berperan untuk membantu dalam menyelesaikan tugas mahasiswa hingga penulisan naskah akademik. Sebuah studi mencatat bahwa lebih dari 100 jurnal kemungkinan besar ditulis atau setidaknya sebagian menggunakan chatbot AI (Artificial Intelligence). Para peneliti menduga bahwa kebocoran ini terjadi karena kurangnya atau tidak adanya proses peer-review dalam jurnal tersebut.
Dikutip detikedu.com, Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal International Journal of Educational Technology in Higher Education, tren ketergantungan pada ChatGPT dapat menimbulkan kekhawatiran terkait penundaan pekerjaan, hilang ingatan, dan penurunan kinerja akademik.
Meskipun teknologi AI memiliki potensi besar untuk mendukung pembelajaran dan penelitian, masih ada kekhawatiran tentang penyalahgunaan yang dapat merusak integritas akademik.
Muhammad Abbas, sebagai salah seorang Profesor di FAST School of Management di National University of Computer and Emerging Sciences di Pakistan mengungkapkan motivasinya melakukan penelitian terkait AI di kalangan mahasiswa.
“Selama tahun terakhir, saya telah mencatat peningkatan penggunaan AI generatif di antara mahasiswa saya untuk berbagai tugas dan proyek yang saya berikan. Hal ini mendorong saya untuk melakukan studi lebih mendalam tentang penyebab dan dampak penggunaan ini pada mereka,” ujarnya yang dikutip dari Psypost.
Dilansir melalui detikedu.com, menurut survei yang dilakukan di Amerika Serikat dan dikutip oleh Forbes, sekitar 90% siswa mengaku mengetahui ChatGPT. Hampir 89% dari mereka juga melaporkan telah menggunakan platform ini untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
Selain itu, sekitar 80% responden juga melaporkan mengalami kehilangan memori jangka pendek setelah menggunakan ChatGPT. Mereka mengaku sulit mengingat informasi yang mereka pelajari atau diskusikan dengan aplikasi tersebut.
Amanda Lee, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini, menyatakan bahwa meskipun ChatGPT dapat menjadi alat yang berguna dalam membantu siswa dan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas, penggunaannya harus tetap diawasi.
“Penting bagi pengguna untuk tidak terlalu mengandalkan ChatGPT dalam belajar, karena dapat berdampak negatif pada kinerja akademik dan kemampuan memori,” ujarnya.
Reporter : Andi Dian Astisyah