Ilustrasi plastik berbahan PET (Doc. Int)

BIOma – Peneliti membuat enzim super yang terbuat dari bakteri yang sanggup memakan dan mengurai sampah botol plastik (polyethylene terephthalate/ PET) dalam beberapa hari.

PET umumnya digunakan untuk membuat botol plastik dan pakaian sintetik. Pakaian sintetik ini biasanya berupa campuran polyester dan katun. Produsen dunia, menghasilan jutaan ton sampah plastik jenis ini tiap tahun.

Enzim super ini dinamakan MHETase, terdiri dari bakteri yang bisa mengubah plastik menjadi material atau bentuk blok bangunan awal. Para peneliti Inggris mengembangkan enzim ini dari temuan bakteri oleh peneliti Jepang pada 2016 lalu.

Enzim ini ditemukan dalam bakteri penghuni sampah yang sama yang hidup dari makanan botol plastik, dimana hal ini telah dikombinasikan dengan PETase untuk mempercepat penguraian plastik. Enzim pengurai ini juga merupakan generasi kedua dari enzim sebelumnya.

Secara teori, PETase mampu untuk memecah polyethylene terephthalate (PET) kembali menjadi blok penyusunnya, menciptakan peluang untuk mendaur ulang plastik tanpa batas dan mengurangi polusi plastik dan gas rumah kaca yang mendorong perubahan iklim yang kini semakin memburuk. PET adalah termoplastik yang paling umum, digunakan untuk membuat botol minuman sekali pakai, pakaian dan karpet dan membutuhkan ratusan tahun untuk terurai di lingkungan, tetapi PETase dapat mempersingkat waktu penguraian ini menjadi hitungan hari.

Penemuan awal ini membuka prospek revolusi dalam daur ulang plastik, menciptakan solusi energi rendah potensial untuk mengatasi limbah plastik. Tim merekayasa enzim PETase alami di laboratorium menjadi sekitar 20% lebih cepat dalam mengurai PET. Saat ini, tim trans-Atlantik yang sama telah menggabungkan PETase dan ‘mitranya’, enzim kedua yang disebut MHETase, untuk menghasilkan peningkatan yang jauh lebih besar dengan mencampurkan PETase dengan MHETase menggandakan kecepatan pemecahan PET, dan merekayasa hubungan antara dua enzim untuk membuat ‘super-enzim’, meningkatkan aktivitas ini tiga kali lipat lebih cepat dari sebelumnya.

Studi ini sendiri dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dengan tim yang dipimpin bersama oleh para ilmuwan yang merancang PETase, Profesor John McGeehan, Direktur Pusat Inovasi Enzim (CEI) di Universitas Portsmouth, dan Dr Gregg Beckham, Peneliti Senior di Laboratorium Energi Terbarukan Nasional (NREL) di Amerika. Profesor McGeehan mengatakan bahwa awalnya penelitian ini merupakan obrolan ringan semata dimana mereka melihat proses yang terjadi di alam dan merefleksikannya dalam skala lebih cepat dan tepat.

Profesor John McGeehan juga menyebut bahwa enzim anyar inilah yang bisa mengurai plastik dalam hitungan hari. Sedangkan, penguraian plastik secara alami bisa menghabiskan waktu bahkan hingga ratusan tahun.

“Jika kita bisa menambahkan enzim ke sampah plastik, kita bisa mulai memecahnya dalam hitungan hari,” tuturnya yang dilansir melalui lama CNN Indonesia.

Ia juga menyebutkan bahwa dalam proses pembuatan plastik para peneliti mendapatkan sumber daya dari sumber daya fosil seperti minyak dan gas alam. Sumber daya alam yang sulit didaur ulang oleh alam.

“Proses ini akan membuat plastik bisa dibuat dan digunakan ulang tanpa batas, mengurangi ketergantungan kita dengan sumber fosil” jelasnya.

Penemuan enzim PETase yang asli menandakan harapan pertama bahwa solusi untuk masalah pencemaran plastik global mungkin dalam genggaman, meskipun PETase saja belum cukup cepat untuk membuat proses tersebut layak secara komersial untuk menangani berton-ton botol PET yang dibuang mengotori planet ini setelah puluhan atau bahkan ratusan tahun lamanya. PETase dan gabungan MHETase-PETase baru bekerja dengan mencerna plastik PET, mengembalikannya ke blok bangunan aslinya. Hal ini memungkinkan plastik dibuat dan digunakan kembali tanpa henti dengan kondisi penguraian yang cepat dan ideal, sehingga mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya fosil seperti minyak dan gas.

Reporter: RM 8

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *