BIOma – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan dialog bersama rektor dan seluruh pimpinan akademika UNM di Ballroom Menara Phinisi UNM, Jumat (21/06).
Hasrul selaku Presiden BEM Universitas membuka dialog dengan menyampaikan tujuan pertemuan tersebut, yaitu untuk menyatukan pemahaman terkait persoalan yang fundamental di kalangan mahasiswa UNM dan terkait pemaparan visi misi serta program prioritas yang telah disampaikan oleh rektor saat debat pemilihan calon rektor.
Dialog ini mengangkat berbagai persoalan yang dirasakan mahasiswa, mulai dari perlindungan kebebasan berekspresi bagi mahasiswa, kenaikan UKT, SK peninjauan ulang UKT, barcode SK larangan pungli tidak bisa diakses, dan fasilitas kampus yang kurang memadai.
Salah satu persoalan yang diangkat, disampaikan oleh A. Idul Saputra selaku ketua umum MAPERWA Universitas Negeri Makassar yaitu tentang perlindungan kebebasan berekspresi bagi mahasiswa.
“Mahasiswa yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan universitas seringkali mendapatkan intervensi dari pihak pimpinan, salah satu ancaman yang diberikan yaitu penundaan penyelesaian studi bahkan diancam DO. Saya berharap adanya jaminan perlindungan terhadap mahasiswa yang mengemukakan pendapat dimuka umum,” jelasnya.
Karta Jayadi menanggapi hal tersebut dengan menekankan bahwa perbuatan tersebut tidak dibenarkan, dan jika hal tersebut terjadi maka harus segera dilaporkan ke rektor.
“Jika ada mahasiswa yang mendapatkan intimidasi, segera beri tahu saya,” ungkapnya.
Reporter: Irhamna Mawarni & Nurdannisa Azzura