BIOma – Indonesia kembali memperkaya khazanah keanekaragaman fauna dengan penemuan spesies ngengat baru, Glyphodes nurfitriae. Ngengat ini ditemukan di hutan gunung Foja, Papua. Nama spesies nurfitriae diambil dari nama anak perempuan pertama penulis senior, Hari Sutrisno, sebagai bentuk apresiasi atas dukungannya dalam penelitian ini.
Glyphodes nurfitriae memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dari spesies ngengat lainnya. Memiliki ciri mencolok yakni pada corak sayap yang unik. Ngengat ini memiliki panjang sayap depan sekitar 9-10 mm. Bagian palpus labialis sub-ascending ruas pertama tertutupi sisik putih seperti salju dari basal hingga medial dan sisik hitam diujungnya. Permukaan dorsal ditutupi oleh sisik cokelat memanjang dan permukaan ventralnya ditutupi oleh silia abu-abu panjang. Kaki berwarna putih kecoklatan.
Morfologi ngengat jantan dan betina hampir sama, kecuali pada bagian abdomen betina tidak memiliki jambul sisik di duburnya serta permukaan antena tertutupi silia abu abu pendek. Ngengat G. nurfitriae dewasa umumnya aktif pada malam hari (nokturnal).
Watung et al (2024) mempublikasikan penemuannya terkait ngengat jenis tersebut dan satu jenis spesies lainnya yakni G. ahsanae dalam jurnal Zootaxa dengan judul “Description of Two New Species in the Genus Glyphodes guenée from Indonesia (Lepidoptera: Crambidae, Spilomelinae)“.
Reporter : Andi Muh. Kholil Gibran Rusli