BIOma – Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan sosialisasi terkait pemanfaatan potensi ikan tuna melalui inovasi Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh DRPTM Kemendikbud-Ristek tahun 2024. Kegiatan ini berlangsung di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Rabu (21/08).
Melalui kegiatan ini, masyarakat diajarkan tentang cara mengolah hasil tangkapan laut yaitu ikan tuna menjadi suatu produk yang bernilai jual tinggi dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Desa Sakkolia, Kabupaten Gowa, terkenal akan desa pesisir yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Salah satu hasil tangkapan utamanya adalah ikan tuna, yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan kaya nutrisi. Namun, untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat, khususnya majelis taklim Borong Bulo, inovasi diversifikasi pengolahan hasil laut menjadi sangat penting.
Ikan tuna merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat penting secara ekonomi di dunia dan menempati peringkat ketiga terbesar di Indonesia setelah udang dan ikan demersal. Tuna ini memiliki nilai jual yang tinggi jika dibandingkan dengan hasil laut lainnya. Sebagai sumber gizi yang kaya, ikan ini sangat mudah rusak dikarenakan kandungan protein dimilikinya sangat tinggi, yang mendukung metabolisme mikroorganisme dan produksi senyawa seperti ammonia, amin biogenik, serta kompenen produk. Tuna juga mengandung berbagai mineral seperti kalsium, besi fospor, sodium, serta vitamin A dan B untuk menjaga nilai gizi dan meningkatkan nilai jualnya, diversifikasi pengolahan ikan tuna menjadi sambal ini diperlukan.
Inovasi terbaru yang kini dikembangkan adalah pengolahan ikan tuna menjadi sambal. Diversifikasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan nilai jual ikan tuna, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat, terutama para ibu-ibu majelis taklim yang ingin memiliki usaha sendiri.
Salah satu anggota majelis taklim Borong Bulo, mengungkapkan kepuasannya setelah mengetahui inovasi diversifikasi sambal ikan tuna. Daeng Ramba selaku Ketua Majelis Taklim mengatakan bahwa ia sangat bersyukur dengan adanya inovasi ini.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya inovasi ini, sekarang kami punya kesempatan untuk mengelolah ikan tuna yang biasanya hanya dijual mentah menjadi produk sambal yang bernilai tinggi. Ini benar benar membuka peluang usaha bagi kami,” ungkapnya.
Daeng Ramba juga sempat mempertanyakan terkait olahan sambal ini apakah terbatas hanya untuk ikan tuna atau memungkinkan untuk bahan lain seperti cumi atau udang.
Menanggapi pertanyaan tersebut, tim inovasi menjelaskan bahwa diversifikasi tidak terbatas pada ikan tuna saja.
“Kita bisa kembangkan sambal dari berbagai hasil laut lainnya, seperti cumi udang, atau jenis ikan lain. Ini justru akan membuat produk lebih bervariasi dan menarik bagi konsumen,” jelas mereka.
Memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, diversifikasi produk ini juga diharapkan mampu mendorong perkembangan industri pengolahan hasil laut di Desa Sokkolia. Adanya inovasi ini membuat anggota Majelis Taklim Borong Bulo kini memiliki peluang besar untuk tidak hanya berperan sebagai nelayan, tetapi juga sebagai pelaku usaha yang mandiri. Mereka dapat mengolah hasil tangkapan laut mereka sendiri menjadi produk yang siap dipasarkan, baik di tingkat lokal maupun lebih luas.
Potensi pengembangan sambal dari hasil laut lainnya, seperti cumi dan udang, juga semakin memperkuat diversifikasi ini. Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan usaha yang berkelanjutan dan berdampak lansung pada kesejahteraan warga Desa Sokkolia.
Kegiatan ini mendorong warga untuk berwirausaha dengan mengembangkan produk berbasis ikan tuna. Pelatihan yang diberikan bertujuan meningkatkan nilai jual produk dan membuka peluang usaha baru.
Dengan semangat kewirausahaan, masyarakat Sokkolia berhasil menghadapi tantangan pasar dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Proyek ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi sumber daya lokal secara berkelanjutan.
Reporter: Muhammad Fadhil Jufri