BIOma – Kota Makassar, Sulawesi Selatan saat ini sedang mengalami cuaca panas ekstrem dengan suhu mencapai 37 derajat Celcius. Warga diimbau untuk waspada terhadap dampak cuaca ekstrem ini, seperti dehidrasi, kebakaran, dan kekurangan air tanah.
Menurut Prakirawan cuaca BMKG Makassar, Sitti Nurhayati Hamza menyatakan kondisi tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober mendatang, sebelum memasuki masa peralihan musim hujan.
“Situasi ini kami prediksi bisa terjadi hingga bulan Oktober, sebelum masuk masa peralihan yang biasanya mulai memasuki musim hujan pada bulan November,” ungkapnya.
Dikutip dari detiksulsel.com, Sitti Nurhayati juga menjelaskan bahwa fenomena cuaca panas yang berlangsung lama terjadi karena posisi Matahari berada di ekuator pada tanggal 23 September. Dari posisi tersebut, Matahari akan bergerak ke arah Belahan Bumi Selatan (BBS).
“Pada tanggal 23 September 2024, posisi matahari tepat berada di ekuator yang kemudian posisi matahari bergerak menuju BSS sehingga diperkirakan cuaca panas ini diperkirakan bisa sampai bulan Oktober nanti,” jelasnya.
Prakirawan BMKG, Nurhayati, menyebutkan bahwa suhu panas yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh musim kemarau yang masih berlangsung. Ditambah lagi, minimnya tutupan awan menyebabkan daratan menerima lebih banyak paparan sinar Matahari.
“Kondisi ini terjadi karena kita masih berada di musim kemarau, dengan sedikit tutupan awan sehingga daratan lebih banyak terkena panas Matahari,” jelasnya.
Selain itu, Nurhayati juga menambahkan bahwa curah hujan yang rendah selama musim kemarau memperparah kondisi panas dan berdampak pada berkurangnya cadangan air tanah.
“Minimnya curah hujan membuat cuaca semakin panas serta mengurangi ketersediaan air tanah,” ujarnya.
Reporter: Tanriati
Ilustrator : Khusnul Khatimah