BIOma – Maleo (Macrocephalon maleo) adalah burung endemik Sulawesi yang dikenal dengan cara uniknya dalam bertelur dan merawat anak. Burung ini hidup di hutan tropis dan dataran rendah, termasuk area hutan primer dan sekunder. Ciri khas Maleo meliputi bulu hitam di tubuh bagian atas, wajah merah muda, paruh oranye kekuningan, serta jambul besar di kepalanya. Kaki kuat berwarna abu-abu membantu mereka menggali tanah, sebuah aktivitas penting untuk bertelur.
Dilansir dari Liputan6.com, Maleo tidak mengerami telurnya seperti burung lain. Mereka memanfaatkan panas bumi atau matahari untuk menetaskan telur. Biasanya, mereka menggali lubang di pasir pantai atau dekat sumber air panas untuk mengubur telur-telurnya yang berukuran besar. Nutrisi yang terdapat dalam telur ini memungkinkan anak burung menetas dalam kondisi mandiri, langsung menggali jalan keluar dari pasir, dan mampu bertahan hidup tanpa bantuan induknya.
Sayangnya, keberadaan Maleo semakin terancam akibat hilangnya habitat alami. Penebangan hutan dan pembangunan perkebunan menjadi ancaman serius, selain predator seperti biawak dan ular. Burung Maleo kini tergolong sebagai spesies yang terancam punah.
Sebagai upaya konservasi, pemerintah dan lembaga terkait telah membangun kawasan perlindungan serta mengawasi tempat penetasan koloni Maleo. Masyarakat lokal juga dilibatkan untuk menjaga habitat burung ini. Program penangkaran turut dilakukan guna meningkatkan populasi. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan burung Maleo dapat terhindar dari kepunahan dan tetap menjadi bagian penting keanekaragaman hayati Sulawesi.
Reporter: Muh. Fadhil Jufri
