Mengenal Hiu Greenland, Hewan dengan Umur Terpanjang di Bumi

Hiu Greenland (Doc. Int)

BIOma – Penemuan dari para ahli menunjukkan adanya hewan yang memiliki kemampuan bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan hewan lainnya. Temuan ini menguak fakta bahwa terdapat hewan dengan siklus hidup yang lebih panjang daripada hewan pada umumnya, beberapa diantaranya bahkan bertahan hidup sejak 400 tahun lalu.

Hiu Greenland (Somniosus microcephalus) merupakan salah satu spesies hiu yang paling menarik di dunia. Keunikan hewan ini tidak hanya karena ukurannya yang besar, tetapi juga karena kemampuannya untuk hidup sangat lama.

Dikutip dari rri.vo.id, Hiu Greenland diketahui dapat hidup hingga sekitar 400 tahun. Sebagai vertebrata dengan umur terpanjang di Bumi, hiu ini tumbuh sangat lambat di habitat aslinya yang dingin, yaitu pada kawasan Arktik.

Dikutip dari aquariumofpacific.org, Somniosus microcephalus merupakan yang terbesar di Samudra Arktik sekaligus salah satu hiu terbesar di dunia. Biasa dikenal dengan Hiu Greenland, hewan ini memiliki sifat yang tenang serta berenang perlahan di perairan dingin untuk mencari mangsa.

Ditinjau dari oceanwide-expedition.com, Hiu Greenland memiliki beberapa fakta menarik. Spesies ini merupakan predator puncak yang memakan beragam hewan, mulai dari anjing laut hingga echinodermata. Semua hiu bersifat berdarah dingin, namun Hiu Greenland benar-benar beradaptasi dengan sangat baik terhadap lingkungan bersuhu rendah. Hiu ini hidup di air dengan suhu antara –1 hingga 10⁰C (30,2–50⁰F) dan bermigrasi ke wilayah yang lebih dingin setiap musim.

Setelah menganalisis mata spesies ini, para ilmuwan menemukan kemungkinan bahwa ikan ini dapat hidup hingga 400 tahun atau lebih. Jaringan transparan pada lensa matanya bersifat tidak aktif secara metabolik, tetapi terus menambah lapisan baru sepanjang hidup hiu, mirip seperti lingkaran tahun pada batang pohon.

Dilansir dari detik.com, disebutkan bahwa terdapat hewan lain yang bisa bertahan hidup lebih lama dengan nama ilmiah Arctica islandica. Spesies ini baru mati setelah dibekukan oleh para peneliti untuk dikoleksi. Kematian seperti ini tidak jarang terjadi karena kerang-kerang tersebut memang sering ditangkap untuk kebutuhan konsumsi.

Reporter: Sitti Radiah Husna

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *