BIOma – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa pendidikan dan alumni. Pasalnya, pada tahun 2025 ini, beberapa jurusan seperti Biologi, Kimia, dan Fisika tidak termasuk dalam daftar bidang studi yang dibuka oleh Kemendiktisaintek.
Berdasarkan informasi resmi, bidang studi PPG tahun 2025 terbagi menjadi dua kelompok, yakni bidang studi umum dan bidang studi kejuruan.
Bidang studi umum meliputi PGSD, PJOK, Bimbingan dan Konseling, Informatika, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, IPS, Seni Budaya, IPA, Matematika, PLB, serta PGPAUD.Sementara itu, bidang studi kejuruan mencakup Teknik Otomotif, Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi, Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis, Kuliner, Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim, Teknik Elektronika, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam, Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Broadcasting dan Perfilman, hingga Desain Komunikasi Visual.
Ketiadaan beberapa jurusan sains murni dalam daftar tersebut membuat banyak mahasiswa merasa kecewa. Salah satunya disampaikan oleh Muh. Arham Ahsan, mahasiswa Pendidikan Kimia angkatan 2021.
“Pastinya cukup kecewa, karena kami yang S1 pendidikan memang melihat PPG ini sebagai peluang besar menuju dunia kerja, apalagi honorer sudah ditiadakan,” ujarnya.
Arham menduga keputusan ini terjadi karena kebutuhan guru untuk jurusan tertentu sudah terpenuhi.
“Yang saya tahu itu karena kebutuhan untuk jurusan tersebut sudah terpenuhi,” tambahnya.
Meski begitu, ia tetap berharap agar ke depannya semua jurusan yang berkaitan bisa kembali dilinearkan.
“Saya harap jurusan Kimia, Fisika, dan Biologi bisa linear lagi ke IPA. Begitu juga Geografi, Sosiologi, dan Sejarah bisa linear ke IPS. Pokoknya semua jurusan yang berkaitan seharusnya tetap dilinearkan,” harapnya.
Arham mengaku menyiapkan beberapa pilihan untuk rencana ke depannya.
“Saya punya tiga opsi, yaitu pertama, mencari pekerjaan entah itu CPNS atau lainnya; kedua, lanjut S2; dan ketiga, menunggu PPG dibuka lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Nur Khilal Wesra, mahasiswi Pendidikan Biologi angkatan 2021, juga menyampaikan hal senada. Ia mengaku sempat kecewa, namun berusaha tetap realistis dan memahami alasan di balik keputusan tersebut.
“Saya pribadi tentu sempat merasa kecewa karena sangat menantikan kesempatan untuk mengikuti PPG sesuai jurusan saya, yaitu Pendidikan Biologi. Tapi di sisi lain, saya memahami bahwa pembukaan PPG dilakukan secara bertahap dan mempertimbangkan kebutuhan guru di lapangan,” ungkapnya.
Nur Khilal menilai keputusan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan guru secara nasional serta penyesuaian kuota.
“Saya pikir alasannya karena kebutuhan guru nasional berubah setiap tahun. Mungkin Kemendiktisaintek memprioritaskan bidang yang kekurangan guru paling mendesak, seperti SD, Matematika, atau Informatika. Bisa juga karena penyesuaian kuota dan kesiapan LPTK penyelenggara,” jelasnya.
Meski begitu, ia tetap optimistis dan berharap agar ke depan semua bidang pendidikan bisa mendapat kesempatan yang sama.
“Semoga pada gelombang berikutnya semua bidang, termasuk Pendidikan Biologi, bisa ikut dibuka. Saya juga berharap proses seleksi nanti lebih transparan agar peserta bisa mempersiapkan diri dengan baik,” harapnya.
Untuk saat ini, Nur Khilal memilih untuk tetap produktif dengan memperdalam kemampuan diri.
“Saya memilih untuk terus mengembangkan kemampuan lewat berbagai kegiatan, memantau info resmi PPG, dan menyiapkan berkas sejak sekarang supaya nanti kalau kesempatan datang, kita sudah siap,” ujarnya.
Kabar tentang tidak dibukanya beberapa bidang studi PPG 2025 memang menimbulkan kekecewaan. Namun, di sisi lain, hal ini juga memunculkan semangat baru bagi para calon guru untuk terus belajar dan bersiap menghadapi peluang berikutnya.
Reporter: Risky Aulia R
![]()

