BIOma – Tanaman ternyata memiliki kemampuan luar biasa untuk “mendengar” suara kepakan sayap serangga penyerbuk. Berdasarkan penelitian yang dipresentasikan dalam Pertemuan ke-188 Acoustical Society of America dan Kongres Akustik Internasional ke-25 di Sydney, Australia, ilmuwan menemukan bahwa bunga dapat merespons suara lebah dengan meningkatkan kadar gula dalam nektarnya.
Dikutip dari kompas.com, penelitian dilakukan pada bunga snapdragon (Antirrhinum majus) yang ditempatkan di dekat sumber suara lebah kecil Rhodanthidium sticticum. Saat suara kepakan sayap lebah diputar, kadar gulali dalam nektar bunga meningkat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman mampu mengenali getaran suara dengan frekuensi rendah yang dihasilkan oleh serangga penyerbuk.
Sementara itu, merdeka.com melaporkan bahwa kelopak bunga berfungsi sebagai “telinga” alami tanaman. Ketika kelopak bunga dihilangkan, respons terhadap suara lebah tidak lagi muncul. Fakta tersebut memperkuat dugaan bahwa struktur kelopak berperan penting dalam menangkap getaran suara. Peneliti utama, Dr. Marine Veits dari Tel Aviv University, menyebutkan bahwa bunga dapat mendengar suara penyerbuknya dan menyesuaikan nektar agar lebih manis.
“Ini adalah bentuk komunikasi alami antara tanaman dan serangga,” ujarnya.
Dilansir dari liputan6.com, para ilmuwan menjelaskan bahwa kemampuan ini merupakan hasil koevolusi antara tanaman dan polinator. Tanaman hanya bereaksi terhadap suara khas serangga penyerbuk, bukan suara lain seperti angin atau hujan. Respon cepat tersebut membantu tanaman menarik lebah lebih lama sehingga memperbesar peluang penyerbukan berhasil.
Peneliti menilai bahwa kemampuan tanaman untuk merespons suara lingkungan merupakan bukti bahwa tumbuhan memiliki sistem sensorik yang lebih kompleks dari yang selama ini diketahui. Fenomena ini juga menunjukkan bahwa interaksi tanaman dengan penyerbuk bukan sekadar pasif, melainkan bentuk komunikasi dua arah yang menjaga keseimbangan ekosistem alami.
Reporter: Ainul Hidayat