BIOma – Tim peneliti dari Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukir prestasi di bidang ilmu kelautan. Mereka berhasil menemukan dua genus dan tujuh spesies mikroalga baru dari famili Catenulaceae di perairan tropis Indonesia, tepatnya di Pulau Bawean, Jawa Timur, dan Teluk Tomini, Sulawesi Tengah.
Dilansir dari Prasetya UB, penelitian ini dipimpin oleh Oktiyas Muzaky Luthfi, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, bekerja sama dengan Prof. Dr. Andrzej Witkowski dari University of Szczecin, Polandia. Penemuan ini dihasilkan melalui pengamatan mikroskop elektron (scanning electron microscope/SEM) dan berhasil mengidentifikasi dua genus baru, yaitu Wallaceago dan Paracatenula, serta tujuh spesies baru, di antaranya Catenula komodensis, Catenula boyanensis, Catenula decusa, Catenula densestriata, Catenulopsis baweana, Wallaceago porostriatus, dan Paracatenula porostriata.
Nama genus Wallaceago sendiri diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada naturalis Alfred Russel Wallace yang berjasa dalam eksplorasi biodiversitas Nusantara. Sementara itu, penamaan spesies seperti komodensis dan baweana merujuk pada ciri morfologis serta lokasi penemuan.
“Kami memberi nama Wallaceago sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi Wallace dalam sejarah keanekaragaman hayati di Indonesia,” ujar Oktiyas, seperti dikutip dari Prasetya UB.
Dalam penjelasannya, Oktiyas menyebut bahwa mikroalga ini memiliki katup silika yang unik, berbentuk elips simetris dengan guratan halus dan pori-pori mikroskopis. Beberapa bahkan menyerupai sisik komodo, sehingga menjadi ciri khas spesies tropis yang belum pernah dideskripsikan sebelumnya di dunia.
Dilansir dari Tugumalang.id, penelitian ini dilakukan dengan menyaring pasir laut dan sedimen dangkal menggunakan metode isolasi mikroalga. Lokasi pengambilan sampel berada di ekosistem pesisir yang masih minim eksplorasi, menunjukkan bahwa laut tropis Indonesia masih menyimpan keragaman hayati yang luar biasa.
Selain itu, dilansir dari detik.com, mikroalga dari famili Catenulaceae bukan hanya penting secara taksonomi, tetapi juga memiliki peran ekologis signifikan. Mereka dapat digunakan sebagai bioindikator kesehatan laut, penyerap karbon, hingga bahan baku potensial untuk bioteknologi kelautan.
Penemuan dua genus dan tujuh spesies mikroalga ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional PhytoKeys Volume 248 pada tahun 2024. Artikel tersebut mendapat pengakuan sebagai kontribusi penting terhadap pemahaman mikroorganisme laut tropis yang selama ini kurang mendapat sorotan.
Tim peneliti UB berharap, hasil temuan ini dapat menjadi dasar pengembangan riset lanjutan serta mendorong pemerintah dan lembaga terkait untuk memperhatikan eksplorasi mikroorganisme laut Indonesia yang masih luas dan belum tergali maksimal.
Reporter: RM 7