BIOma – Akhir-akhir ini terjadi peningkatan curah hujan dibandingkan dengan periode musim kemarau. Menurut BMKG, puncak musim hujan di tahun 2024 ini di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari. Musim hujan ini faktanya dapat berdampak pada pertumbuhan penyakit menular karena kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan patogen.
Dikutip dari laman Halodoc, patogen adalah organisme yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Patogen dapat berupa bakteri, virus, jamur, dan mikroorganisme lainnya. Pada musim hujan, jenis mikroba ini cenderung berkembang biak dengan lebih cepat karena kondisi lingkungan yang lebih hangat dan lembab, serta adanya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai jenis mikroba. Oleh karena itu, musim hujan dianggap sebagai musim yang rawan terhadap peningkatan jumlah dan aktivitas mikroba, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit pada manusia.
Perkembangan patogen pada musim hujan sangat cepat, patogen berkembang dengan cepat yang memungkinkan infeksi terhadap tubuh manusia juga makin kuat sehingga dapat pula menyebar dengan cepat dari individu satu ke individu lainnya.
Dilansir dari laman www.um-surabaya.ac.id, Vella Rohmayani selaku Dosen Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah mengungkapkan bahwa musim hujan seringkali disertai kondisi langit mendung yang mengurangi paparan sinar matahari. Hal ini menghambat penyerapan vitamin D alami, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi bakteri, virus, dan parasit.
Dikutip dari upk.kemkes.go.id, kondisi lingkungan yang kurang baik pada musim penghujan dapat meningkakan risiko penyakit. Penyakit yang dapat dialami pada saat musim hujan, yaitu (1) Influenza, (2) Demam Berdarah Dengue, (3) Diare, (4) Penyakit kulit, dan (5) Leptospirosis.
Langkah untuk mengurangi potensi terjangkit penyakit yaitu perlu dilakukan beberapa hal seperti menggunakan pakaian hangat, menyediakan payung atau jas hujan ketika hendak beraktivitas di luar ruangan, menjaga kebersihan rumah dan berbagai tempat lainnya yang memungkinkan menjadi sarang perkembangan nyamuk, mengonsumsi makanan yang bergizi dan rutin mengonsumsi vitamin, serta mandi setelah kehujanan.
Reporter: Haryani