BIOma – Pemanfaatan hewan untuk kepentingan penelitian ilmiah maupun praktikum perlu menjunjung tinggi prinsip kesejahteraan hewan atau animal welfare. Karena itu, peneliti maupun praktikan wajib memperlakukan hewan dengan baik dan tidak membuatnya tersiksa.
Dilansir dari laman Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB, dalam dunia penelitian, terutama yang melibatkan hewan sebagai objek penelitian, terdapat kode etik yang harus dipatuhi. Prinsip-prinsip etika ini penting untuk menjaga kesejahteraan hewan dan memastikan bahwa penelitian dilakukan secara bertanggung jawab. Prinsip etika ketika hendak melakukan penelitian menggunakan hewan haruslah mengikuti prinsip 3 R (replacement, reduction, refinement) dan prinsip 5 F (freedom).
1. Replacement (Penggantian)
Menghindari penggunaan hewan sebisa mungkin dengan mencari alternatif lain seperti penggunaan kultur sel atau jaringan. Jika penggunaan hewan tidak dapat dihindari, peneliti disarankan untuk memilih hewan dengan ordo lebih rendah, seperti menggantikan monyet dengan tikus, atau unggas dengan ikan.
2. Reduction (Pengurangan)
Prinsip ini menekankan penggunaan jumlah hewan yang lebih sedikit dalam penelitian, dengan memaksimalkan data yang diperoleh. Dengan begitu, jumlah perlakuan yang diterima oleh hewan juga diminimalkan, mengurangi penderitaan yang mungkin dialami.
3. Refinement (Penyempurnaan)
Modifikasi dalam manajemen dan prosedur penelitian untuk meningkatkan kesejahteraan hewan. Tujuan utamanya adalah mengurangi rasa sakit dan stres pada hewan selama penelitian.
Ketiga prinsip tersebut diintegrasikan dengan 5 Freedom dalam kesejahteraan hewan, yang meliputi (1) Bebas dari rasa lapar dan haus, (2) Bebas dari rasa tidak nyaman, (3) Bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit, (4) Bebas dari rasa takut dan stress, dan (5) Bebas untuk mengekspresikan perilaku alamiah.
Penelitian yang melibatkan hewan tidak hanya menuntut pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga tanggung jawab moral dan etika yang tinggi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip 3R dan 5 Freedom, para peneliti dapat memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak hanya menghasilkan data yang akurat, tetapi juga menghargai kesejahteraan hewan yang digunakan.
Menghargai hewan sebagai makhluk hidup merupakan prinsip pertama yang menuntut peneliti untuk memperlakukan hewan dengan hormat. Prinsip ini mencegah adanya penelitian yang tidak bermanfaat atau hanya memuaskan rasa ingin tahu semata, serta mengabaikan rasa keadilan dalam memperlakukan hewan. Tindakan yang tidak memenuhi etika, seperti melakukan injeksi berulang atau pembedahan berkali-kali tanpa alasan yang jelas, merupakan contoh pelanggaran yang sering terjadi. Selain itu, penggunaan obat euthanasia yang tidak sesuai standar juga termasuk tindakan yang tidak etis, karena dapat menimbulkan rasa sakit atau efek samping berbahaya.
Prinsip-prinsip ini diatur dalam berbagai pernyataan internasional, seperti pada Declaration of Helsinki tahun 1964 oleh World Medical Association. Deklarasi ini menyebutkan bahwa penelitian medis yang melibatkan subjek manusia harus sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah yang juga didasarkan pada eksperimen pada hewan. Oleh karena itu, kesejahteraan hewan harus dihormati selama proses penelitian berlangsung.
Reporter: Arya