BIOma – Para peneliti berhasil menemukan spesies baru undur-undur laut di kawasan pesisir selatan Jawa, tepatnya di Pantai Pangandaran dan Cilacap. Spesies yang diberi nama Emerita pangandaran ini menambah daftar kekayaan hayati laut Indonesia dan menjadi temuan penting bagi dunia ilmu pengetahuan.
Dilansir dari Kompas.com, penelitian yang dipimpin oleh Achmad Farajallah dari Departemen Biologi Universitas Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mengungkapkan bahwa Emerita Pangandaran memiliki ciri morfologi yang berbeda dengan spesies undur-undur laut lain yang sebelumnya ditemukan di Indonesia, seperti Emerita emeritus. Salah satu perbedaan utama terletak pada tepi cangkang yang bergerigi serta ukuran tubuh yang relatif lebih besar.
“Perbedaan morfologi ini sangat jelas, terutama pada bagian cangkang dan jumlah duri kecil di kepala. Selain itu, hasil analisis DNA juga menunjukkan perbedaan genetik yang signifikan,” ujar Achmad Farajallah.
Dikutip dari Greeners.co, penemuan ini didukung oleh analisis DNA mitokondria pada gen COI (Cytochrome Oxidase subunit I) yang menunjukkan adanya jarak genetik sebesar 6,16% antara Emerita pangandaran dan Emerita emeritus. Angka tersebut cukup besar untuk membedakan dua spesies dalam satu keluarga.
Dikutip dari IPB University, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof Fredinan Yulianda, menyampaikan apresiasinya terhadap temuan ini.
“Penemuan spesies baru seperti ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia. Ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk menjaga ekosistem pesisir dari ancaman kerusakan,” ungkapnya.
Dilansir dari World Register of Marine Species (WoRMS), keberadaan Emerita pangandaran yang hidup tersembunyi di bawah permukaan pasir zona pasang surut menandakan masih banyak kekayaan hayati laut Indonesia yang belum terungkap. Para peneliti menegaskan pentingnya upaya konservasi wilayah pesisir agar habitat berbagai spesies unik dapat tetap terjaga.
Penemuan Emerita pangandaran menjadi simbol kekayaan biodiversitas laut Nusantara dan diharapkan dapat mendorong penelitian lebih lanjut serta upaya pelestarian lingkungan pesisir di Indonesia.
Reporter: RM 3
![]()

