
BIOma – Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemindikbud) sebelumnya sudah menargetkan sekolah dan perkuliahan tatap muka dapat dibuka pada Juli 2021 atau awal semester genap tahun ajaran 2020/2021.
Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, langkah ini dapat dilakukan apabila vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik yang telah berlangsung sejak Rabu (24/2/2021) dapat diselesaikan.
“Kami ingin memastikan kalau kita bisa vaksinasi sampai akhir bulan Juni, tahun ajaran berikutnya di bulan Juli, Insya Allah kita sudah melakukan proses tatap muka di sekolah,” kata Nadiem di Jakarta, Rabu (25/2/2021).
Jika mengacu informasi yang diunggah Ditjen Dikti melalui Instagram @ditjen.dikti, ada sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pihaknya terkait pelaksanaan pembelajaran di semester genap tahun akademik (2020/2021).
Salah satunya adalah proses pembelajaran dilakukan secara campuran: online dan offline disesuaikan dengan status dan kondisi pandemi di daerah setempat. Selain itu, periode pembelajaran disemester tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani, mengatakan perguruan tinggi atau kampus akan diizinkan buka pada bulan Juli 2021 setelah mahasiswa dan dosen mendapatnya vaksinasi Covid-19. Namun, ia menjelaskan keputusan untuk kembali membuka kampus dan melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) bergantung pada masing-masing perguruan tinggi.
Beberapa mahasiswa memberi tanggapan atas informasi mendikbud, mahasiswa menganggap keputusan tersebut merupakan tindakan yang cukup tepat karena menurut mereka masyarakat harus berdampingan dengan virus covid-19.
“Menurut saya, ini sebuah tindakan yang cukup tepat karena tuntutan kita di tengah pandemi adalah kita harus bisa hidup berdampingan dengan virus ini dan menurut saya pembelajaran dan perkuliahan secara online kurang efektif dan jika dibiarkan secara terus menerus maka hasil belajar yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan,” ujar Amanda Sri Noviyanti, mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Feby Farahdillah R, mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNM sering, disapa Feby juga memberi tanggapan bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan bagus tetapi mahasiswa juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Feby juga memberi tanggapan mengenai kesiapan
“Kalau dari diri saya sendiri itu sudah siap. Selain merindukan segala hal tentang kampus saya juga merasa perkuliahan offline ini lebih efektif dibandingkan dengan online,” ujar Feby.
Harapan Amanda sebagai mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNM, jika memang nantinya benar akan dilaksanakan pembelajaran secara offline, maka perlu adanya komitmen bersama untuk menaati protokol kesehatan yang telah diterapkan saat ini.
“Saya harap semua elemen yang terkait benar-benar mematuhi protocol kesehatan dengan tepat dan baik. Masalah virus ini bukan hanya masalah pemerintah namun masalah kita semua. Jadi harus memang diperlukan kerja sama dan komitmen antar pemerintah dan warga”, Tambah Amanda.
Reporter : Umi Kalsum