Pelaksanaan pelatihan volunteer BPM 2021 yang dibawakan oleh Suhardi Aldi (11/07) (Doc. Ist)

BIOma – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengadakan pelatihan kedua bagi volunteer Biologi Peduli Masyarakat (BPM) 2021, dengan tema “Pengolahan POC dari Kotoran Sapi” yang dibawakan oleh Suhardi Aldi pada Minggu (11/07). Kegiatan pelatihan ini bertempat di Kantin FMIPA UNM Kampus Parang Tambung.

Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair, yang dibuat secara alami dengan bahan-bahan alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan dari hasil pembusukan sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Pelatihan POC yang diadakan kali ini menggunakan kotoran hewan, lebih tepatnya kotoran dari hewan sapi.

Aldi juga menjelaskan tujuan dari pengolahan POC ini adalah untuk menghasilkan suatu produk yang berguna bagi masyarakat.

Tujuan dari pengolahan POC ini adalah untuk menghasilkan suatu produk yang berguna bagi masyarakat berupa pemanfaatan kotoran sapi untuk menghasilkan pupuk organik cair. Pupuk ini dapat bermanfaat bagi tumbuhan,” tuturnya.

Langkah-langkah pembuatan POC dari kotoran sapi, sebagai berikut : (1) Masukkan kotoran sapi ke dalam ember, (2) Larutkan 250 ml Bioaktivator, (3) Tambahkan air cucian beras sebanyak 2 liter, (4) Masukkan selang bening ke tutup ember di bagian tengah yang sudah dilubangi terlebih dahulu, lalu olesi lem lilin dicelah sekitar selang bening agar udara tidak masuk, (5) Ujung selang di sisi satunya, dimasukkan ke dalam sebuah botol yang berisikan air, supaya CO2 tersimpan dalam botol dan ember tidak meledak, (6) Tutup ember dengan rapat kemudian isolasi pada bagian tepinya. Pengaplikasian POC harus dilakukan setiap pekannya.

Saat proses pembuatan POC, hal yang paling dicemaskan oleh Aldi adalah pada saat proses pengisolasian tutup ember.

Hal yang paling saya cemaskan ialah pada saat pembuatan instalasi POC tersebut, jangan sampai pada saat pelubangan terhadap penutup ember yang diakhiri dengan diisolasi itu masih ada celah walau sedikit, karena dapat menimbulkan adanya mikroorganisme yang tidak dibutuhkan dalam fermentasi tersebut, sehingga POC tersebut terkontaminasi dan gagal,” ungkapnya.

Aldi juga menambahkan harapannya untuk kegiatan pelatihan POC ini agar dapat menjadi ilmu yang bermanfaat.

Semoga dengan pelatihan ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi volunteer, serta panitia maupun pengurus. Selain itu, ilmu tersebut semoga dapat dimanfaatkan di tengah-tengah masyarakat, baik itu melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN), BPM dan sebagainya.” harapnya.

Reporter : RM 7

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *