Teknologi Baru, Tanaman Ternyata Dapat Dimanfaatkan Sebagai Sumber Listrik

Ilustrasi listrik dari tanaman (Doc. LPM BIOma)

BIOma – Energi terbarukan tidak hanya terbatas pada PV surya, biomassa, tenaga air, angin, atau energi panas bumi. Tanaman juga dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan menggunakan proses fotosintesis pabrik untuk menghasilkan listrik.

Dilansir dari Nextgen.web.id, proses ini cukup sederhana. Saat tumbuhan melakukan fotosintesis, mereka menggunakan cahaya matahari untuk mengubah air, unsur hara dari tanah, dan CO₂ dari udara menjadi glukosa (C₆H₁₂O₆) serta oksigen. Glukosa tersebut kemudian dimanfaatkan oleh tumbuhan lalu menghasilkan sisa zat organik yang dikeluarkan melalui akar.

Zat sisa yang dikeluarkan tersebut kemudian diurai oleh bakteri, menghasilkan CO₂, proton, dan elektron. Elektron yang dihasilkan dikumpulkan menggunakan elektroda dan disalurkan ke fuel cell untuk menghasilkan listrik tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman. Meskipun konsep ini tampak sederhana, tantangan utamanya adalah bagaimana menghasilkan listrik dengan biaya yang efisien.

Dikutip dari RRI.co.id, penelitian ini merujuk pada jurnal “Harnessing Synergy of Microbial and Plant-Based Systems for Enhanced Bioelectricity Generation” yang ditulis oleh Akhter dkk, yang membahas pemanfaatan sinergi antara mikroorganisme dan tanaman dalam sistem Plant-Microbial Fuel Cell (PMFC).

Dalam proses PMFC, elektroda ditempatkan di sekitar akar tanaman, kemudian mikroorganisme yang hidup di sana akan memecah bahan organik dan menghasilkan elektron yang ditangkap oleh elektroda. Studi menunjukkan bahwa tanaman seperti lidah buaya mampu menghasilkan tegangan listrik hingga 6,23 V dalam kondisi eksperimen.

Teknologi ini ramah lingkungan karena tidak mengganggu pertumbuhan tanaman maupun proses fotosintesis. Tanaman tetap dapat tumbuh secara normal meskipun dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik.

Penerapan PMFC memiliki potensi besar, terutama di daerah pedesaan yang membutuhkan solusi energi terjangkau. Sistem ini dapat menjadi alternatif berkelanjutan bagi wilayah yang belum memiliki akses ke listrik konvensional.

Namun, penelitian juga menyoroti berbagai tantangan, seperti efisiensi produksi listrik dan biaya implementasi. Meski demikian, upaya pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan skalabilitas dan efektivitas teknologi ini.

Kemampuan teknologi ini dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, PMFC menawarkan solusi energi yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan upaya global dalam mengurangi emisi karbon dan memperbaiki kualitas lingkungan.

Lima hingga sepuluh tahun ke depan, para peneliti optimis bahwa PMFC dapat menjadi bagian penting dari sistem energi terbarukan. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan teknologi ini dapat diterapkan secara luas dan berkelanjutan.

Reporter: Az Zahra Mim Nur Qolbiyah

Ilustrator: Danty Indryastuti S

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *