Populasi Kunang-kunang Menurun, Apa yang Terjadi?

Kunang-kunang (Doc. Int)

BIOma – Populasi kunang-kunang di berbagai belahan dunia kini mengalami penurunan yang signifikan. Para ilmuwan menyebut bahwa manusia masa kini mungkin menjadi generasi terakhir yang bisa menikmati pertunjukan cahaya alami dari serangga ini di alam bebas. Fenomena ini bukan lagi isapan jempol, melainkan bukti nyata dari krisis biodiversitas global yang mendesak perhatian.

Dilansir dari kompas.com, polusi cahaya juga disebut sebagai ancaman global kedua setelah perubahan habitat, karena “mengacaukan ritual kawin kunang‑kunang”.

Dikutip dari telisik.id, studi BioScience mencatat tiga faktor utama penurunan kunang-kunang, yaitu hilangnya habitat, polusi cahaya, dan penggunaan pestisida yang mematikan mereka maupun mangsanya.

Berdasarkan barakati.id, para ahli menegaskan bahwa meskipun kunang-kunang bisa punah, peluang konservasi tetap ada melalui pengendalian pestisida, pelestarian habitat, dan pengurangan polusi cahaya.

Dilansir dari sudutkantin.com, keberadaan kunang-kunang kini makin jarang, dan buku anak seperti “Kisah Masa Kecil Ibuku” diharapkan bisa menjaga memori sosial tentang serangga malam ini.

Berbagai upaya global kini dilakukan untuk meminimalkan krisis ini, termasuk restorasi habitat, edukasi publik, serta pengadaan zona gelap di Jepang, Malaysia, dan Thailand, yang menunjukkan bahwa harapan masih terbuka lebar.

Reporter: RM 5

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *