Ilustrasi Axolotl (Doc. Int)

BIOma – Sebuah terobosan medis datang dari kelompok hewan amfibi langka, axolotl. Peneliti dari Jerman dikabarkan menemukan bahwa lendir axolotl mengandung senyawa bioaktif yang menunjukkan potensi membunuh sel kanker payudara secara efektif. Kabar ini viral di media sosial dan menuai perhatian masyarakat serta dunia akademik Indonesia.

Dikutip dari suara.com, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa lendir axolotl mengandung peptida antimikroba alami yang mampu menghentikan pertumbuhan sel kanker dan bahkan mematikan bakteri super seperti MRSA (MethicillinResistant Staphylococcus Aureus).

Hal ini mendorong para ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut potensi terapeutik dari hewan ini di bidang onkologi dan mikrobiologi.

Dilansir dari kumparan.com, axolotl dikenal karena kemampuannya meregenerasi anggota tubuh, jaringan otak, bahkan sebagian jantung. Kemampuan ini menjadikannya objek penting dalam studi regeneratif.

Kini, dengan ditemukannya senyawa aktif dalam lendirnya, axolotl mulai dilirik sebagai sumber bahan obat baru untuk kanker payudara, salah satu penyakit dengan angka kematian tinggi di Indonesia.

Dikutip dari detik.com, meskipun hasil penelitian ini masih dalam tahap laboratorium dan belum diuji klinis pada manusia, namun para pakar menyambut positif potensi ini. Penemuan tersebut diharapkan bisa mendorong kolaborasi internasional, termasuk riset lanjutan oleh para peneliti Indonesia dalam pengembangan pengobatan kanker yang lebih efektif, alami, dan terjangkau.

Dilansir dari kompas.com, sejumlah peneliti bioteknologi Indonesia menilai penemuan ini sebagai peluang emas untuk memperkuat riset lokal dalam bidang pengobatan berbasis hayati.

Mereka menekankan pentingnya eksplorasi hewan eksotis sebagai sumber senyawa aktif antikanker, serta perlunya kolaborasi riset antara perguruan tinggi dan lembaga kesehatan nasional.

Potensi lendir axolotl ini dinilai sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendukung pengembangan obat berbahan dasar alam yang lebih aman dan terjangkau bagi masyarakat luas.

Reporter: Nur Hijrah Jufri

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *