BIOma – Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan mengusung tema “Peran Taksonomi dan Etnobotani dalam Mendukung Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan“. Kegiatan ini terbuka gratis untuk umum dan berlangsung secara online melalui Zoom meeting, Kamis (17/04).
Kuliah tamu ini dihadiri oleh dua narasumber, yaitu Wisnu Handoyo Ardi, selaku salah satu peneliti Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Wawan Sujareo, selaku Profesor Riset Etnobotani Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Acara ini dipandu oleh Dewi Sartika, salah satu Dosen Biologi UNM.
Wisnu Handoyo Ardi, selaku pemateri pertama menyampaikan bahwa ilmu taksonomi tumbuhan berperan sebagai fondasi dalam mendukung sistem pangan karena taksonomi memberi identitas ilmiah pada spesies tanaman-tanaman yang kita budidayakan.
”Tanpa taksonomi kita mungkin saja salah mengidentifikasi spesies yang edible dan spesies yang beracun dimana hal ini sangat berbahaya, jadi taksonomi sangat penting dalam memberikan identifikasi dari masing-masing jenis tumbuhan”, tuturnya.
Sementara itu Wawan Sujareo, sebagai pemateri kedua membawakan materi yang berjudul ”Penerapan Etnobotani dalam Mendukung Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan di Indonesia”.
Ia Menyampaikan bahwa Penerapan etnobotani dalam mendukung ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia sangat penting, terutama dalam konteks program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang baru dimulai.
Program MBG ini harus memanfaatkan sumber daya lokal dan memperhatikan keberagaman hayati yang ada di setiap daerah. Ketersediaan bahan baku dan rantai pasok dari sumber daya varietas lokal sangat berguna untuk ketahanan pangan nasional.
“Dengan memberdayakan petani lokal dan menggunakan bahan baku dari lingkungan sekitar, kita dapat mengurangi ketergantungan pada pangan impor dan meningkatkan keberlanjutan sistem pangan kita,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan sebagai wadah pengenalan klasifikasi tumbuhan (taksonomi) untuk pemahaman interaksi budaya masyarakat dengan tumbuhan (etnobotani) yang menjadi kunci dalam mengoptimalkan sumber daya lokal untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Karena kekayaan keanekaragaman hayati dan budaya Indonesia, membuka peluang besar untuk pengembangan pangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Reporter: Nurul Asmi Rustan