BIOma – Menjelang hari kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, terdapat banyak rentetan peristiwa yang terjadi, salah satunya adalah jatuhnya bom di Hiroshima, Jepang. Tujuh puluh enam tahun telah berlalu, tepatnya pada 6 Agustus 1945, pukul 8.15 waktu setempat, sebuah pesawat pengebom B-29 milik Amerika Serikat (AS), menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little Boy) di Hiroshima, Jepang.

Dilansir dari laman BBC, kehancuran yang disebabkan bom tersebut menjadi yang terparah dari sejarah peperangan. Kota tersebut langsung rata dengan tanah. Sekitar 80 ribu orang tewas, sebagai hasil dari ledakan, sementara 30 ribu lainnya mengalami luka-luka.

Latar belakang adanya penjatuhan bom di kota Hiroshima ini dijelaskan pada laman nationalgeografic.grid.id bahwa Jepang sedang berperang dengan Amerika dan sekutunya, termasuk Inggris dan Uni Soviet. Pihak sekutu memenangkan perang dan pasukan Jepang dipaksa mundur dari beberapa lokasi. Presiden AS saat itu, Harry S Truman, ingin Jepang menyerah secepat mungkin sehingga lebih banyak nyawa yang terselamatkan. Namun, karena Jepang belum juga mundur, maka Presiden AS mengambil langkah dengan cara melakukan pengeboman. Bom atom kala itu merupakan senjata baru yang mematikan. Presiden Truman berharap kehancuran besar-besaran yang ditimbulkannya akan mengejutkan Jepang sehingga membuat mereka sadar untuk segera menyerah.

Radiasi nuklir yang dilepaskan saat bom meledak menyebabkan orang-orang menderita penyakit yang mengerikan. Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah karena ini pertama kalinya bom atom digunakan untuk keperluan perang serta dengan hancurnya kota Jepang kala itu memberi peluang bagi bangsa Indonesia untuk dapat merdeka dari penjajahan Jepang.

Reporter : RM 5

Loading

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *