
Bioma – Kasus Covid-19 di Indonesia semakin melonjak. Pelonjakan ini salah satunya diakibatkan oleh adanya varian baru virus corona yang masuk ke Indonesia yang telah dipastikan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) sejak 3 Mei 2021. Varian Delta atau yang dikenal sebagai B.1.617.2, pertama kali teridentifikasi muncul di India pada akhir Tahun 2020. Varian Delta ini dinilai lebih berbahaya dibanding varian virus corona lainnya, berikut bahaya varian.
Dilansir dari Kesehatan.kontan.co.id, varian virus corona B.1.617.2 atau Delta asal India lebih cepat menular daripada varian virus corona B.1.1.7 atau Alpha. Tingkat penularan varian Alpha dapat mencapai 90%, namun tingkat penularan varian Delta lebih tinggi 30% hinggga 100% dibandingkan varian Alpha. Sejauh ini dari hasil penelitian para ilmuwan, tingkat penularan varian Delta yang tinggi diakibatkan adanya perubahan kecil pada protein berupa mahkota yang meningkatkan kemampuan varian ini untuk mengikat reseptor ACE2 yang digunakannya untuk masuk ke sel manusia.
Varian Delta banyak menyerang orang diusia muda dan juga ibu hamil. Hal ini disebaabkan karena individu yang berusia muda sering mengesampingkan gejala-gejala penyakit yang bersifat ringan. Padahal varian Delta memiliki kecendrungan perburukan lebih cepat dengan adanya mutasi. Sehingga baru akan disadari jika gejalanya sudah berat dan menyebabkan potensi untuk sembuh semakin kecil.
Varian Delta menimbulkan gejala yang berbeda dibandingkan varian sebelumnya. Para dokter di kawasan Tenggara China mencermati adanya perbedaan gejala yang ditunjukkan oleh orang yang terinveksi varian Delta. Mereka yang terinfeksi varian Delta mengalami pemburukan kondisi kesehatan lebih cepat dibandingkan mereka yang terinveksi varian sebelumnya. Gejala umum yang ditimbulkan varian Delta adalah sakit perut, hilangnya selera makan, muntah, mual, nyeri sendi, gangguan pendengaran, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek, serta demam.
Reporter: RM3