BIOma – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Konferensi Pers atas tindak lanjut aksi represifitas yang dilakukan pihak aparat seusai peringatan May Day. Konferensi Pers ini dilaksanakan di Taman FIS-H UNM, Selasa (07/05).
Presiden BEM membahas kilas kronologi kejadian kebrutalan aparat kepolisian tepatnya tanggal pada 1 Mei seusai aksi demontrasi peringatan May Day.
“Kami BEM FIS-H UNM pada saat itu menjemput momentum hari buruh nasional dan kami turut terlibat aliansi atau komite rakyat berdaulat yang melakukan aksi demonstrasi di fly over lalu ke DPR,” jelasnya.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan bahwa pasca dari aksi demonstrasi, mereka kembali ke kampus untuk beristirahat. Namun, ketika berjalan masuk ke kampus, ternyata sudah ada sekelompok orang yang melakukan blokade maupun pembakaran ban.
Adapun alibi aparat ketika masuk ke kampus malam itu yaitu untuk mencari orang-orang atau sekelompok orang yang melakukan pembakaran yang mana BEM FIS-H UNM tidak ada keterlibatan dari kejadian tersebut karena pada saat massa aksi, mereka belum sampai ke lingkup kampus, sedangkan sekelompok orang tersebut sudah melakukan hal-hal yang disebutkan oleh pihak aparat.
Presiden BEM FIS-H UNM juga menjelaskan alasan mengapa terus mengangkat kejadian ini dikarenakan tidak adanya keterlibatan mereka.
“Kami terus mengangkat kejadian tersebut karena tidak adanya keterlibatan dari massa BEM FIS-H UNM,” pungkasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ketika aparat sudah mulai masuk ke dalam kampus UNM Gunung Sari, ia selaku penanggung jawab FIS-H itu langsung keluar dan menemui pihak aparat. Namun, karena tidak adanya proses yang argumentasi yang bisa dilakukan di pihak aparat, menyebabkan penyisiran itu tidak dapat dibendung.
Sementara itu, beberapa gedung perkuliahan yang dirusak oleh aparat dan fasilitas lainnya yaitu pintu-pintu sekretariat yang berada di lingkup FIS-H yang didobrak paksa yang jelas terkunci.
Selanjutnya, moderator mengungkapkan bahwa dari 43 korban tidak ada yang diberikan pembinaan oleh pihak kampus, bahkan yang disampaikam oleh Presiden BEM, untuk mempertanyakan saja bagaimana keadaan mahasiswa yang menjadi korban itu tidak ada yang menyampaikan hal tersebut, itu yang sangat disayangkan.
Reporter : Nurazmi Maulida