BIOma – Gerhana matahari sebagian akan kembali terjadi pada 29 Maret mendatang. Fenomena ini berlangsung ketika bulan menutupi sebagian cahaya matahari yang terlihat dari bumi selama 3 jam 53 menit, dengan puncaknya terjadi pada pukul 17.47 WIB.
Dikutip dari Liputan6.com, wilayah yang berkesempatan menyaksikan fenomena ini, antara lain Eropa, Afrika Utara, dan Eropa Barat. Sayangnya, gerhana ini tidak dapat diamati dari Indonesia.
Fenomena ini memiliki beberapa dampak sebagai berikut.
1. Kesempatan untuk Penelitian Ilmiah
Dikutip dari Detik.com, gerhana matahari sebagian memberikan peluang bagi astronom untuk mempelajari lebih lanjut tentang interaksi antara matahari, bulan, dan bumi. Fenomena ini juga membantu ilmuwan memahami bagaimana perubahan cahaya Matahari mempengaruhi suhu atmosfer dan pola cuaca di berbagai wilayah.
2. Perubahan Perilaku Hewan
Dilansir dari Kompas.tv, beberapa penelitian menunjukkan gerhana matahari dapat mempengaruhi perilaku hewan. Burung dan serangga, misalnya mungkin mengira hari sudah malam ketika matahari mulai tertutup sebagian, sehingga mereka akan kembali ke sarang lebih awal.
3. Bahaya Mengamati Gerhana Tanpa Pelindung Mata
Dikutip dari Kompas.com, mengamati gerhana matahari secara langsung tanpa pelindung mata yang sesuai dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina. Oleh karena itu, ketika menyaksikan gerhana, disarankan untuk menggunakan kacamata khusus gerhana atau metode aman lainnya, seperti menggunakan proyeksi lubang jarum.
Meskipun gerhana matahari sebagian ini tidak dapat diamati secara langsung dari Indonesia, ada beberapa cara untuk tetap menyaksikan dan menikmati fenomena ini. Dilansir dari Detik.com salah satu caranya adalah melalui siaran langsung, karena banyak observatorium dan lembaga astronomi yang akan menyiarkan langsung gerhana melalui platform seperti YouTube dan situs resmi mereka.
Reporter: Ainul Hidayat
