BIOma – 17 April diperingati sebagai Hari Hemofilia Sedunia. Dalam rangka memperingati Hari Hemofilia Sedunia, ini mampu memberi kesempatan bagi kita semua untuk bersatu dalam upaya meningkatkan pemahaman tentang kondisi ini, mendukung mereka yang hidup dengan hemofilia, dan mendorong inovasi dalam diagnosis, pengobatan, dan perawatan.
Dilansir dari rri.co.id, hemofilia secara resmi dibagi menjadi dua kategori pada tahun 1937, yaitu Hemofilia A dan B. Federasi Hemofilia Dunia menetapkan Hari Hemofilia Sedunia pada tahun 1989, dan tanggal 17 April dipilih untuk memperingati ulang tahun pendiri organisasi tersebut, Frank Schnabel. Sejak saat itu, setiap tahun, tanggal 17 April dijadikan momen untuk memperingati Hari Hemofilia Sedunia.
Hemofilia adalah kelainan genetik langka yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membekukan darah dengan baik. Orang dengan hemofilia cenderung mengalami pendarahan lebih lama dari pada orang tanpa kelainan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan darah tertentu, yang penting untuk proses pembekuan darah yang normal.
Dilansir dari situs alodokter.com, gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang sulit dihentikan atau berlangsung lama, sering kali menyebabkan masalah seperti mimisan, perdarahan gusi, sulitnya berhenti perdarahan setelah operasi, serta adanya darah dalam urine dan tinja. Selain itu, penderita hemofilia juga cenderung mudah memar dan mengalami perdarahan pada sendi yang menyebabkan nyeri dan bengkak, terutama pada siku dan lutut.
Dilansir dari siloamhospitals.com, hemofilia diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu (1) Hemofilia ringan, terjadi saat kadar faktor pembekuan darah pada penderitanya berada antara 5-40%, (2) Hemofilia sedang, terjadi ketika kadar faktor pembekuan darah pada penderitanya berkisar antara 1-5%, dan (3) Hemofilia berat, terjadi ketika kadar faktor pembekuan darah pada penderitanya kurang dari 1%.
Reporter: RM 5