BIOma – Universitas Negeri Makassar (UNM) telah melaksanakan Sosialisasi persiapan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) yang resmi akan diadakan tahun 2025. Sosialisasi ini diadakan untuk mengembangkan soft skills dan hard skills mahasiswa, serta menerapkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan menumbuhkan rasa peduli mahasiswa untuk berkontribusi dalam masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui Zoom meeting, Rabu (05/03).
Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) adalah serangkaian proses pembinaan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Universitas Negeri Makassar oleh Perguruan Tinggi yang diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Sosialisasi ini menghadirkan dua narasumber yang merupakan dosen pembimbing tim PPK Ormawa yang lolos Abdidaya 2024, yaitu Sultan yang membawakan materi Luaran Pengusul dan Indikator Keberhasilan Program, serta narasumber kedua Boby Purwanto dengan materi Kelengkapan Proposal, Penilaian, dan Keberhasilan Pelaksanaan Program.
Sultan, selaku narasumber pertama menjelaskan bahwa PPK Ormawa ini merupakan suatu program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dengan inisiasi perencanaan dan pelaksanaannya adalah mahasiswa atau organisasi kemahasiswaan dan warga yang terlibat.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan prestasi mahasiswa, serta melatih keterampilan identifikasi dan penyelesaian masalah, keterampilan komunikasi, dan kerja sama mahasiswa,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa setiap organisasi mahasiswa, baik itu BEM, MAPERWA, UKM, dan seluruh organisasi di jenjang fakultas, jurusan, maupun prodi yang memiliki legalitas kepengurusan sebagai organisasi mahasiswa dapat ikut serta dalam kegiatan ini.
Berdasarkan topik pada PPK Ormawa tahun 2024, ada beberapa topik yang diprediksi akan kembali muncul pada tahun ini, yaitu 1) Desa Wirausaha, 2) Smart Farming (Pertanian Cerdas), 3) Sekolah Perempuan, 4) Sanggar Tani Muda, 5) Kampung Konservasi TOGA (Tumbuhan Obat Keluarga), 6) Rumah Sampah Digital, 7) Desa/Kelurahan Sehat, 8) Desa/Kelurahan Cerdas, 9) Desa/Kelurahan Maritim, serta 10) Desa Hutan.
Sebelum pendaftaran terbuka, langkah awal yang perlu dipersiapkan, ialah 1) Membentuk tim, 2) Melakukan survey di desa, 3) Menetapkan topik dari masalah yang diperoleh, 4) Membaca panduan 2025, dan 5) Menyusun proposal dan konsultasi dengan dosen pembimbing.
Boby Purwanto, selaku narasumber kedua menjelaskan bahwa PPK Ormawa ada 2 model, yaitu rintisan dan pengembangan.
“Rintisan merupakan judul baru yang diajukan oleh mahasiswa, sedangkan pengembangan yaitu judul yang sudah lolos tahun 2024 namun ingin melanjutkan dengan ide yang baru atau ide yang sama dengan cakupan yang lebih luas,” jelasnya.
Selain itu ia juga menyampaikan bahwa ada 2 tahap seleksi secara umum yang harus dilalui oleh setiap tim, yaitu seleksi administrasi dan substansi serta seleksi presentasi.
Ia kemudian menambahkan beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah pengusul sebanyak 10-15 orang, satu desa hanya boleh untuk satu judul, tidak boleh ada pergantian tin dan lokasi, serta satu dosen hanya boleh membimbing satu proposal. Adapun sistematika proposal bersifat fleksibel, hal-hal yang tidak ada dalam buku panduan dapat ditambahkan dan yang dicantumkan dalam buku panduan wajib ada dalam proposal.
Reporter: Nurul Humairah & Alifah Zakiah Syam
![]()

